Page 69 - IST Baru
P. 69

Operasi  Sapu Bersih III telah berhasil menewaskan Pimpinan PGRS Yap Choong
                  How  dan Yacopi  dalam operasi  Kompi  B Yonif  642/K  dipimpin  Letda  Sumiarso  dan
                  Kompi C Yonif 641/BRH dipimpin Capa Ondon Sutisna di Gunung Berambang, pada
                  tanggal 25 Maret 1969. Sisa-sisa gerombolan di perbatasan melarikan diri ke daerah
                  Serawak. Didukung oleh satuan Udara Saber Kilat yang menghancurkan pertahanan
                  musuh serta angkutan pasukan melalui udara, Operasi Sapu Bersih III sampai Januari
                  1970 telah mengantarkan situasi keamanan yang semakin baik di Kalimantan Barat.

                         Sisa-sisa gerombolan PGRS/Paraku dan G30S/PKI dihancurkan melalui operasi
                  pembersihan oleh Kodam XII/Tanjungpura. Sukses penghancuran gerombolan PGRS/

                  Paraku pada tahun 1970 telah mengantar Kodam XII/Tanjungpura di bawah Kowilhan
                  III/Kalimantan Walaupun sekitar awal Dasawarsa 70, ABRI belum sempat membenahi
                  dirinya dan segenap perhatian terpaku pada upaya terciptanya stabilitas politik dan
                  keamanan yang makin dinamis, tetapi tragedi G30S/PKI beserta dampaknya mempen-
                  garuhi pandangan strategi waktu itu. Pengalaman menghadapi PKI yang telah mer-
                  obek persatuan antar unsur ABRI, merupakan prioritas pengamatan yang diwarnai
                  perombakan organisasi ABRI pada waktu itu baik di tingkat Markas Besar maupun di
                  daerah.

                         KOANDA  yang  lebih  condong  kepada  dominasi  unsur  darat,  dilebur,  karena
                  pada situasi kondisi purna 1965 sampai dasa warsa itu, faktor persatuan ABRI diuta-
                  makan. Sebagai konsekwensi dari pandangan itu, hampir di tiap-tiap daerah tingkat I

                  selain Kodam juga dibentuk Kodaeral, Kodau maupun Kodak.
                         Wajah persatuan demikian kuat dicanangkan, sehingga dalam beberapa hal ciri
                  khas angkatan dikorbankan. Orientasi terhadap Operasi Gabungan mulai menebal di

                  samping pandangan lain yang tak melupakan pula integritas perang rakyat semesta
                  pada kesatuan geografi yang kompak. Kompartementasi strategis mulai berpaling ke-
                  pada bentuk Kowilhan-Kowilhan yang menggantikan peranan Koanda.

                         Berangkat dari  pandangan itulah maka Kowilhan IIl/Kalimantan mulai diben-
                  tuk yang bersifat kendali operasi terhadap semua pola operasi, baik Operasi Keaman-
                  an Dalam Negeri maupun Operasi Pertahanan. Wawasan Pertahanan Pulau demi pulau
                  nampaknya turut mendominasi terbentuknya Komando baru itu.












                                                                                                                 69
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74