Page 38 - Microsoft Word - Juklak Pemeriksaan Kinerja_validasi
P. 38
Juklak Pemeriksaan Kinerja Bab III
b. Program prioritas nasional adalah Pembangunan Kawasan Perbatasan
atau Konektivitas Nasional.
3. Permasalahan atas Topik yang akan Diperiksa
Semakin besar permasalahan pada topik yang akan diperiksa maka semakin
tinggi prioritas topik tersebut untuk dipilih. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong perbaikan guna meningkatkan kinerja entitas yang diperiksa,
sehingga dampak pemeriksaan yang akan diberikan akan semakin optimal.
Contoh: program/kegiatan yang memiliki permasalahan besar adalah
program/kegiatan yang belum memiliki dasar pelaksanaan peraturan yang
jelas atau memiliki peraturan yang tumpang tindih.
4. Auditabilitas
Pemeriksa juga perlu mempertimbangkan aspek auditabilitas dari suatu
topik pemeriksaan. Aspek auditabilitas ini dapat dipandang dari sisi internal
maupun eksternal. Sisi internal berkaitan erat dengan ketersediaan sumber
daya pemeriksaan baik secara kuantitas maupun kualitas. Sedangkan sisi
eksternal terkait dengan faktor-faktor dari luar BPK yang menghambat suatu
topik untuk diperiksa seperti terdapat perubahan struktur organisasi secara
besar-besaran pada entitas yang akan diperiksa. Auditabilitas berhubungan
dengan risiko pemeriksaan. Suatu topik potensial bisa saja memiliki risiko
pemeriksaan yang tinggi, namun apabila Pemeriksa dapat memitigasi risiko
pemeriksaan tersebut sampai pada tingkat yang rendah, maka topik potensial
tersebut masih dapat diperiksa (memiliki auditabilitas yang memadai).
Pemeriksa dapat mempertimbangkan penggunaan faktor-faktor di atas sesuai
dengan kebutuhan dan relevansi faktor-faktor tersebut terhadap topik potensial.
Selain itu, Pemeriksa juga dapat mengembangkan faktor-faktor lainnya yang
dianggap penting.
16 Langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan topik pemeriksaan adalah Langkah
sebagai berikut: penentuan topik
1. Melakukan analisis risiko atas setiap topik potensial yang telah dipilih. pemeriksaan
Risiko adalah kemungkinan atau dampak dari suatu hal atau peristiwa yang
memengaruhi pencapaian tujuan entitas/program/kegiatan. Dalam
melakukan analisis risiko, Pemeriksa harus mampu mengidentifikasi area-
area yang tidak memberikan manfaat atau dampak yang besar kepada
masyarakat atau memiliki kinerja buruk terhadap pelayanan publik. Semakin
banyak area-area yang memiliki kinerja buruk ditemukan pada suatu topik
potensial tersebut, maka itu merupakan suatu sinyal bagi Pemeriksa untuk
menjadikan topik potensial tersebut sebagai topik prioritas untuk dipilih.
Analisis risiko membantu Pemeriksa dalam merencanakan topik berdasarkan
risiko atau masalah yang dideteksi.
2. Melakukan analisis atas topik potensial dengan menggunakan faktor-faktor
pemilihan yang telah ditetapkan dengan menggunakan pertimbangan
profesional. Analisis ini mendeskripsikan pertimbangan profesional
Pemeriksa terhadap faktor pemilihan. Proses analisis ini memerlukan
penerapan logical dan critical thinking yang tinggi, sehingga Pemeriksa
dapat menuangkan pertimbangan profesionalnya atas setiap faktor
pemilihan. Diskusi dan argumentasi intensif antara pemberi tugas, Pejabat
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 27