Page 106 - 20201219 - Tempo - Korupsi Bansos Kubu Banteng
P. 106
12/20/2020 Wawancara Komisioner Komnas HAM Choirul Anam soal Berbagai lsu HAM di Era Jokowi - Wawancara - majalah.tempo.co
mengumpulkan warga di dekat lapangan dan di depan gereja pada 19 September
sekitar pukull0.00-12.00. Ada Pendeta Yeremia di situ. Mereka diancam akan
dikejar-kejar kalau senjata tidak kembali. TNijuga menyebutkan lima nama,
termasuk Pendeta Yeremia, sebagai anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka).
TNI menyebutkan, "Kalau di gereja jadi penggembala domba, tapi kalau di luar
jadi serigala."
Apa yang terjadi setelah itu?
Begitu anggota TNI pulang ke Pos Koramil Persiapan Distrik Hitadipa, Intan
Jaya, Prajurit Satu Dwi Akbar Utomo tewas ditembak sekitar pukul 13.00. Tentara
makin marah. Senjata tak didapat, malah anggotanya mati di posnya. Artinya,
mereka memang diincar. Dari situlah penyisiran yang lebih serius dimulai,
termasuk membakar rumah dinas kesehatan dan berujung pada pencarian
Pendeta Yeremia. Ini semua harus dilihat dalam ratu rangkaian peristiwa.
Apa kesimpulan Komnas HAM atas serangkaian peristiwa itu?
Kematian Pendeta Yeremia memang sudah ditargetkan dan bagian dari satu
operasi penyisiran senjata dan anggota OPM. Makanya dia tidak ditembak
langsung mati, tapi juga mengalami kekerasan lain yang, menurut dugaan kami,
dilakukan untuk mendapatkan informasi. Ini kategorinya penyiksaan. Kata
"penyiksaan" adalah tone keras dalam konteks HAM.
Dari penyelidikan Komnas HAM, siapa pelaku penembakan
Pendeta Yeremia?
Kami mengkategorikan dua pelaku. Pelaku pertama adalah yang mengeksekusi di
lapangan, siapa pun itu, baik yang kontak fisik langsung maupun yang menjaga di
tempat itu. Totalnya empat orang. Pelaku kedua adalah orang yang memberikan
perintah untuk melakukan penyisiran, yang bisa jadi dia tidak ada di lokasi.
Faktor lain yang juga penting adalah pengalihan isu peristiwa dan penghilangan
jejak.
Apa indikasi adanya pengalihan isu peristiwa?
Baik TNI maupun polisi awalnya mengatakan pelakunya adalah OPM.
Sejauh mana klaim itu bisa dipercaya?
Kami mendapatkan informasi pelakunya bukan OPM. Tiga atau empat hari
setelah kematian Pendeta Yeremia, kami langsung menghubungi keluarga
korban. Ada beberapa nama yang disampaikan Pendeta Yeremia
kepada istrinya atau saksi lain sebelum dia meninggal. Salah satunya
Alpius (Wakil Komandan Rayon Militer Hitadipa).
read ://https _ majalah. tempo.co/?url=https%3A %2F%2Fmajalah. tempo.co%2Fread%2Fwawancara%2F162132%2Fwawancara-komisioner-komn. . . 7 /11