Page 242 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 242

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           2.   Memastikan bahwa perancang menyusun fakta-fakta tersebut
                                secara logis; dan
                           3.   Menjamin bahwa RUU lahir dari proses pengambilan keputusan
                                yang berdasarkan logika dan fakta.

                                Pada dasarnya, NA saat ini merupakan keharusan dalam proses
                           pembentukan peraturan perundang-undangan, artinya sebuah NA
                           sangat dibutuhkan dalam pembentukan atau penyusunan RUU.
                           Berdasarkan pendapat tersebut, maka secara akademis dapat
                           disimpulkan bahwa, NA berfungsi sebagai bahan dasar bagi penyusunan
                           produk  hukum  (UU),  untuk  mengatasi  sekaligus  menampik  tuduhan
                           bahwa peraturan perundang-undangan  yang  selama ini dinilai tidak
                           responsif, tidak egaliter, tidak futuristik, dan tidak berkualitas. Melalui NA
                           setiap RUU dapat menghasilkan UU yang lebih berkualitas dan dapat
                           dikategorikan sebagai peraturan perundang-undangan yang baik (good
                           legislation) dan lebih mudah dicerna serta dipahami segenap anggota
                                     245
                           masyarakat.

                           B.  URGENSI NASKAH AKADEMIK
                                Sebagaimana dinyatakan secara normatif di dalam Pasal 1 angka 1
                           UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU No. 15 Tahun 2019, yang menyatakan bahwa:
                                “Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah pembuatan
                                Peraturan  Perundang-undangan  yang  mencakup  tahapan
                                perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau
                                penetapan, dan pengundangan.”
                                Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan diawali
                           dengan perencanaan, dalam hal ini diawali dengan penyusunan NA.
                           Sebelum menyusun suatu NA, maka sebelumnya sangat perlu dilakukan
                           pengkajian atau penelitian hukum guna memperoleh data dan informasi
                           yang komprehensif dan relevan dengan materi  yang hendak diatur
                           terhadap substansi NA,  yang hakekatnya memiliki nilai  yang sangat
                           penting  dan  strategis  dalam  pembentukan  peraturan  perundang-
                           undangan yang baik, karena penyusunan NA diawali dengan riset nilai-


                          245 I Gde Pantja Astawa, Memahami Ilmu Negara dan Teori Negara, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm.
                       110.


                   226   dpr.go.id
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247