Page 326 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 326

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
                                                                PEMBENTUKAN PERATURAN
                                                                  PERUNDANG-UNDANGAN


                                Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson mengartikan partisipasi
                           politik sebagai kegiatan warga negara sipil (private citizen) yang bertujuan
                           mempengaruhi  pengambilan  keputusan  oleh  pemerintah.   Dalam
                                                                              257
                           konteks pembentukan peraturan perundang-undangan, kata partisipasi
                           menyiratkan  adanya  peran  serta  atau  keikutsertaan  (mengawasi,
                           mengontrol, dan mempengaruhi) masyarakat dalam suatu kegiatan
                           pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari perencanaan
                           sampai dengan evaluasi pelaksanaan peraturan. 258
                                Partisipasi  yang dapat pula diartikan sebagai keikutsertaan
                           masyarakat, baik secara individu maupun kelompok secara aktif
                           dalam penentuan kebijakan publik atau peraturan yang diandalkan.
                                                                                     259
                           Pentingnya partisipasi masyarakat dalam penyusunan suatu kebijakan
                           atau dalam penyusunan peraturan perundang-undangan adalah:
                           1.    Memberi informasi yang dibutuhkan kepada pemerintah;

                           2.    Meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan,
                                termasuk untuk taat pada peraturan perundang-undangan;
                           3.    Membantu perlindungan hukum; dan
                           4.    Mendemokrasikan pengambilan keputusan.
                                Melalui partisipasi masyarakat diharapkan peraturan perundang-
                           undangan  akan  memiliki  kelebihan  dalam  hal  efektifitas  keberlakuan
                           dalam masyarakat. Lebih dari itu, partisipasi juga memberikan legitimasi
                           atau dukungan politik dari masyarakat terhadap pembentukan peraturan
                           perundang-undangan.  DPR  sebagai  pemegang  fungsi  legislasi,
                           dituntut untuk membuka pintu  yang seluas-luasnya bagi partisipasi
                           masyarakat dan apabila disepakati bahwa reformasi politik di Indonesia
                           merupakan tahapan untuk menuju demokrasi  yang mencerahkan
                           dan mencerdaskan kehidupan bangsa.  Anggota DPR merupakan
                           perwujudan representasi politik rakyat yang harus peka kepada aspirasi
                           publik yang telah memilihnya. 260

                          257 Samuel P. Huntington Dan  Joan Nelson, Partipasi Politik di Negara Berkembang, Diterjemahkan Oleh
                       Sahat Simamora, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1994), hlm. 17.
                          258 Joko Riskiyono, Pengaruh Partisipasi Publik Dalam Pembentukan Undang-Undang  Telaah  Atas
                       Pembentukan Undang-Undang Penyelenggara Pemilu, (Jakarta: Perludem, 2016), hlm. 29.
                          259 Yuliandri, Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, Gagasan Pembentukan
                       Undang-Undang Berkelanjutan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.187.
                          260 Ibid.


                                                                                  311
                                                                         dpr.go.id
   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331