Page 327 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 327

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                                Terkait dengan model partisipasi masyarakat dalam pembentukan
                           sebuah  UU  tidaklah  tunggal. Seperti  yang dilansir dalam  sebuah
                           program sebagai bentuk dukungan terhadap parlemen di Afrika Selatan
                           (Parliamentary Support Programme) dengan dukungan European Union
                           memberikan contoh model partisipasi masyarakat dalam pembentukan
                           UU.
                                Pertama, Pure Representative Democracy,  partisipasi masyarakat
                           masih murni. Pengambilan keputusan publik dilakukan oleh wakil-wakil
                           yang dipilih melalui Pemilu untuk duduk dalam lembaga perwakilan.
                                Kedua, A Basic Model of Public Participation, model ini membuka
                           peluang bagi warga negara untuk melakukan interaksi dengan wakilnya
                           di legislatif. Di dalam model ini,  wakil rakyat tidak membuka ruang
                           dialog, namun interaksi dilakukan dalam bentuk lain selain dialog.
                                Ketiga, A Realism Model of Public Participation, model ini partisipasi
                           publik didominasi oleh adanya kelompok-kelompok kepentingan dan
                           organisasi-organisasi lainnya yang diorganisir. Dalam model ini, makna
                           public direduksi dengan kelompok dan organisasi yang telah diorganisir.
                                Keempat, The Possible Ideal for South Africa, model ini merupakan
                           perluasan dari tiga model sebelumnya dengan memasukkan tiga
                           kelompok partisipan yaitu, those who are organized and strong; those who
                           are organized but weak, and those who are weak and organized. Dengan
                           model ini memunculkan dua dimensi,  yaitu dimensi peranan partai-
                           partai politik dan partai mayoritas serta dimensi hubungan perwakilan
                           dengan eksekutif. 261
                                Partisipasi masyarakat sendiri dibagi  menjadi tiga hal,  yakni
                           partisipasi  masyarakat  pada  tahap  perencanaan  dan  penyiapan  RUU,
                           partisipasi masyarakat pada tahap pembahasan UU dan partisipasi
                           masyarakat sesudah menjadi UU. 262
                                Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan penyiapan
                           RUU terdiri dari:
                           1.    Partisipasi masyarakat dalam bentuk penelitian;
                           2.    Dalam bentuk diskusi;

                          261 Saifudin, Partisipasi Publik dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, (UII Press: Yogyakarta,
                       Juli 2009, cetakan I). Buku ini merupakan hasil penelitian Disertasi pada Tahun 2006 (Jakarta:  Fakultas Hukum UI,
                       2006), hlm. 176-180.
                          262 Pataniari Siahaan, Politik Hukum Pembentukan Perundang-undangan Pasca  Amandemen UUD 1945,
                       (Jakarta: Konpress, November 2012), hlm. 432-438.


                   312   dpr.go.id
   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332