Page 329 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 329

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           struktur kenegaraan dan pemerintahan, dapat memprakarsai gagasan
                           pembentukan UU  walaupun ditentukan bahwa inisiatif  yang bersifat
                           resmi  harus  datang  dari  Presiden,  DPR  dan  DPD.  Konsekuensinya
                           inspiratif lembaga lain atau pihak lain tetap harus diajukan melalui salah
                                                                             264
                           satu dari ketiga pintu tersebut yakni Presiden, DPR atau DPD
                                Selanjutnya,  Jimly  Asshiddiqie dengan mengutip Cornelius M.
                           Kerwin, menyatakan bahwa semua pihak dapat memprakarsai gagasan
                           pembentukan UU. Prinsip semacam ini hampir berlaku di semua negara
                           demokrasi. Jelasnya Jimly Asshiddiqie menyatakan:
                                 “Rules can be initiated in  variety of  ways. Statutory mandates,
                           judicial orders, petitions from of public, and agency determinations of need
                           can all cause a rule-making to begin. A requirement that chose about to
                           begin writing, rules must secure permission to do so from senior agency
                           officials or simply must inform higher authorities that a rule making is being
                           initiated, serves a number of purposes.”
                                Dilihat dari perkembangannya, partisipasi masyarakat khususnya
                           dalam   konteks  pembentukan   peraturan  perundang-undangan
                           merupakan konsep  yang berkembang dalam sistem  politik modern.
                           Penyediaan ruang publik atau tersedianya mekanisme mewujudkan
                           partisipasi adalah suatu tuntutan yang mutlak dan sebuah keniscayaan
                           sebagai  upaya  demokrasi  sejak  pertengahan  abad  20.  Masyarakat
                           nampaknya semakin sadar tentang hak-hak politiknya termasuk
                           berpartisipasi dalam proses pembentukan (perumusan) UU. Proses
                           perumusan peraturan perundang-undangan  setidaknya diatas kertas
                           tidak lagi monopoli kekuasaan birokrat dan/atau parlemen. 265


                           B.   FUNGSI PARTISIPASI MASYARAKAT
                                Partisipasi masyarakat dalam penyusunan peraturan perundang-
                           undangan merupakan  wujud dari  konsep keterbukaan dan  konsep
                           demokrasi. Partisipasi masyarakat semakin penting keberadaannya
                           dalam proses pengambilan keputusan sebagai salah satu karakteristik
                           dari prinsip good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik.


                          264 Jimly Asshiddiqie: Gagasan Kedaulatan Rakyat Dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ikhtiar
                       Baru Van Hoeve, (Jakarta: Cetakan Pertama, 1994), hlm. 186
                          265 PSHK,  Tingkat  Keikutsertaan  Masyarakat  Dalam  ...  –  Neliti,  Media.Neliti.com  ›  Media  ›  Publications  ›
                       280209-Ting..., di akses pada tanggal 9 Februari 2019.


                   314   dpr.go.id
   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334