Page 331 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 331

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           dalam  pembentukan  peraturan  perundang-undangan.  Pintu  masuk
                           masyarakat dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
                           diutamakan melalui penyusunan NA, karena dari sanalah permasalahan
                           berasal dari masyarakat itu sendiri, dan kebutuhan untuk menyelesaikan
                           permasalahan melalui peraturan perundang-undangan tersebut dari
                           diri masyarakat, dan bukan dari para pemegang kekuasaan.  267

                           C.   PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM DEMOKRASI
                                Timbul anggapan bahwa dalam sebuah negara yang menganut
                           sistem pemilihan, tidak ada keharusan  untuk melaksanakan bentuk
                           partisipasi  masyarakat, karena sejatinya  wakil rakyat bertindak untuk
                           kepentingan rakyat. Pemikiran semacam ini berangkat dari dua teori,
                           yaitu: 268
                           1.    Teori demokrasi elite (elite democracy); dan
                           2.   Teori demokrasi partisipatif (participatory democracy).

                                Dalam konteks ini, belum pernah dilakukan pengujian untuk
                           menentukan teori yang lebih efektif dalam praktik penjaringan partisipasi
                           masyarakat,  yang berbasis transparansi dan akuntabilitas terhadap
                           pemilih. Menurut teori demokrasi elite, ruang lingkup demokrasi terbatas
                           dengan keikutsertaan masyarakat dalam pemilu yang bebas dan jujur.
                           Aneka partisipasi masyarakat yang langsung atau tidak langsung sangat
                           dibutuhkan untuk kebaikan hidup dan kesejahteraan rakyat.
                                Dalam kenyataannya, teori demokrasi elite mengutamakan
                           kestabilan dan kewenangan pemerintah, dan juga peran serta anggota
                           badan legislatif untuk mengawasi bahwa kebijakan pemerintah dalam
                           membuat kebijakan dan keputusan administrasi tidak menyimpang dari
                           kepentingan umum warga pemilih.
                                Menurut pandangan teori demokrasi elite, minimnya partisipasi
                           masyarakat disebabkan oleh warga yang cenderung lebih memikirkan
                           diri sendiri (selfish), berjuang untuk kepuasan (satisfaction) diri sendiri, dan
                           perbedaan kepentingan diantara anggota masyarakat yang kemudian

                          267 Ibid.
                          268 Kemitraan,  Merancang  Sistem  Politik  Demokratis  Menuju  Pemerintahan  Presidensial  yang  Efektif,  Seri
                       Demokrasi Elektoral Buku 1(Jakarta: Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, www. Kemitraan.or.id, 2011).



                   316   dpr.go.id
   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336