Page 210 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 210
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
“menengahi” dan “menenangkan” hubungan diplomasi antar beberapa
negara Asia yang sudah terlanjur ikut terlibat dalam “Perang Dingin”
(cold war) dengan ikut menjadi bagian blok-blok yang dikembangan
Amerika Serikat dkk (Blok Barat) serta Uni Soviet (Blok Timur).
Sebagai catatan, sejak selesainya Perang Dunia II, pertentangan
ideologi antara Blok Barat dan Blok Timur semakin menajam dengan
dibentuknya fakta-fakta pertahanan, seperti North Atlantic Treaty
Organization (NATO), Southeast Asia Treaty Organization (SEATO),
dan The Central Treaty Organization (CENTO) yang lebih dikenala
dengan sebutan Baghdad Pact atau Middle East Treaty Organization
yang didirikan pada bulan Februari 1955, atau beberapa bulan sebelum
diselenggarakannya KAA . Semua fakta pertahanan regional itu
211
disponsori oleh Amerika Serikat dan Inggris, alia Blok Barat. Sementara
salah fakto pertahan yang dibentuk Blok Timur yang disponsori Uni
Soviet adalah Pakta Warsawa yang dibentuk sebagai reaksi didirikannya
NATO. Pertentangan ideologi itu akhirnya Meletus menjadi konflik
bersenjata yang melibatkan bangsa Asia tejadi di Semenanjung Korea
dan membuat bangsa Korea terbelah menjadi Korea Selatan dan Korea
Utara. Peristiwa perang inilah yang membeikan pelajaran kepada
pemimoin bangsa Indonesia. Hatta yang menjadi Perdana Menteri
Republik Indonesia Serikat memutuskan agar Indonesia tidak ikut
blok manapun, namun tetap aktif dalam politik perdamaian dunia,
yang kemudian dikenal dengan “Politik Bebas Aktif”. Dan DPR sebagai
penyambung aspirasi rakyat sekaligus mitra Pemerintah ikut pula
berperan aktif dalam mengontrol dan mendukung kebijakan politik
Berbagai persoalan luar negeri Indonesia, termasuk dalam penyelesaian masalah Irian
yang dihadapi Barat agar secepatnya kembali ke pangkuan Indonesia.
Berbagai persoalan yang dihadapi pemerintah dan negara seperti
pemerintah dan masalah ekonomi (perdagangan, pelayaran) juga mendapat sorotan
negara seperti penting dari kalangan DPR. Selain itu pada periode ini khususnya
masalah ekonomi tahun 1958 Indonesia sebagai negara kesatuan mendapat ujian yang
(perdagangan, berat dengan terjadinya berbagai pemberontakan yang merongrong
pelayaran) juga kewibawaan pemerintah pusat dan mengancam eksistensi negeri
mendapat sorotan ini. Dan di sini terlihat bagaimana DPR memposisikan diri dalam
penyelesaian berbagai permasalahan krusial tersebut.
penting dari kalangan Periode 1955-1959, suatu masa yang relatif singkat, 3 kali
DPR. terjadi perubahan kabinet atau pemerintahan (Kabinet Burhanudin
Harahap, Kabinet Ali Sastroamidjojo dan Kabinet Djuanda). Dengan
211 Dibentuk pada 25 Februari 1955 oleh Turki dan Irak yang didukung oleh Barat. Pakta ini kemudian
berkembang menjadi CENTO (Central Treaty Organization).
dpr.go.id 210
02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd 210 11/19/19 1:10 PM