Page 214 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 214

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         Sikap pemerintah terhadap berbagai gerakan itu sangat jelas
                                                   bahwa pemerintah tidak akan kompromi terhadap setiap gerakan yang
                                                   merongrong persatuan bangsa Indonesia.  Wakil Perdana Menteri
                                                   Zainul Arifin menilai tidak ada kompromi dan perundingan dengan
                                                   pihak pemberontak. 214


                                                   5.1.2. Kiprah DPR dalam Kebijakan Luar

                                                   Negeri
                                                         Selama menjalankan tugasnya sebagai lembaga legislatif, anggota
                                                   parlemen baik secara individu maupun kelembagaan, seringkali terlibat
                                                   langsung dalam urusan eksekutif.  Sebagai contoh, Zainul Arifin, Arudji
                                                   Kartawinata dan Dr. Sukiman Wiryosandjojo termasuk dalam daftar
                                                   delegasi kunjungan Presiden Sukarno ke Uni Soviet dan negara-negara
                                                   Eropa Timur dan RRC pada Agustus - September 1956.
                                                                                                      215
                                                          Ini bukan merupakan hal yang baru.  Pada bulan Mei 1950,

                                                   Mr. Jusuf Wibisono dan Mr. Sudjono Hadinoto, dan Mr. Moh Yamin
                Keterlibatan anggota               sebagai anggota DPR merupakan bagian dari delegasi Indonesia,

                      parlemen dalam               bersama dengan L.N. Palar (saat itu sebagai Duta Besar RI di PBB)
                 pelaksanaan urusan                bertemu langsung dengan Menlu Uni Soviet Andrei Wyshinsky guna
                                                   meminta dukungan agar Soviet mau mengakui Indonesia sebagai
                    luar negeri secara             negara merdeka dan mendukung Indonesia untuk bisa diterima sebagai
                    ‘konkret’ ini justru           anggota PBB.   Delegasi ini penting untuk mendapatkan suara mutlak
                                                               216
                        menghidupkan               di DK PBB, mengingat Uni Soviet merupakan salah satu anggota tetap
               pengawasan melekat                  DK PBB yang memiliki hak veto.
                      kepada eksekutif                   Keterlibatan anggota parlemen dalam pelaksanaan urusan luar
                                                   negeri secara ‘konkret’ ini justru menghidupkan pengawasan melekat
                     tentang kegiatan              kepada eksekutif tentang kegiatan dan program yang dijalankannya

                   dan program yang                dan bisa memberikan penilaian obyektif, saat eksekutif memberikan
                    dijalankannya dan              laporannya kepada DPR.
                     bisa memberikan                     Sementara itu seperti bergantian dengan kunjungan kenegaraan

                    penilaian obyektif,            Presiden Sukarno ke Uni Soviet, setelah kedatangan Presiden Sukarno
                                                   pada awal September 1956, pada tanggal 18 September 1956 giliran
                          saat eksekutif           delegasi parlemen mengunjungi Soviet.  Sebagaimana ditulis kedutaan
                           memberikan              Besar Uni Soviet di Jakarta dalam Bulletin yang diterbitkan oleh Bagian
                   laporannya kepada               Penerangan Kedubes Soviet:

                                     DPR.

                                                   214  Ibid.
                                                   215  Arsip ANRI, Koleksi Sekretariat Negara Kabinet Perdana Menteri, 1950-59, No. 2269.
                                                   216  Arsip ANRI, Koleksi Sekretariat Negara Kabinet Perdana Menteri, 1950-59, No. 2338.



                                       dpr.go.id   214





         02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd   214                                                                  11/19/19   1:10 PM
   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219