Page 217 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 217
PARLEMEN B AR U-HAR APAN B AR U
PARLEMEN INDONE SIA 1955 - 1957
kepada salah satu blok. Ia memberikan alasan bahwa saat kunjungan
Presiden ke Amerika Serikat, tidak dilakukan penandatanganan, tetapi
ketika di Soviet diadakan penandatanganan. Dalam pernyataannya
sebagaimana dikutip harian Merdeka menyebutkan:
“waktu rombongan Presiden Sukarno melawat ke Amerika
Serikat tidak ada dikeluarkan pernjataan apa2. Sekarang ketika
rombongan berada di Sovjet Rusia, baru dikeluarkan pernjataan. Ini
tidak pada tempatnja, seakan-akan kita sudah tjondong ke Blok Sovjet.
Kalau dahulu tidak mengeluarkan pernjataan, sekarang [harusnya]
djuga tidak.”
Sementara itu berbeda dengan tanggapan Ketua PB NU di
atas, kalangan PNI menilai sebaliknya, dan mendukung kebijakan
Sementara itu pemerintah. S. Mangunsarkoro (wakil Ketua I DPP PNI) menanggapi
berbeda dengan positif penyataan bersama dalam rangka kunjungan presiden Soekarno
tanggapan Ketua ke Uni Soviet September 1956.
PB NU di atas, Menurut Sarkoro, penandatangan itu harus dilihat dari sudut
pandang politik luar negeri kita yang bebas dan aktif.
kalangan PNI Aktif dalam arti jang baik buat pembangunan negara kita.
menilai sebaliknya, Indonesia harus menjalin kerjasama yang baik dan menguntungkan
dan mendukung dengan negara Barat dan Timur. Dinjatakan oleh Mangunsarkoro
kebijakan bahwa hingga saat ini kita telah banyak kerjasama dengan negara-
pemerintah. negara Barat baik di lapangan kebudayaan maupun di lapangan tehnick
dan ekonomi. Dengan negara2 Timur kerdjasama jg demikian itu boleh
dikatakan belum ada dan rupanja baru dimulai.
221
Sementara itu dalam penegasannya pemerintah menyatakan
bahwa pernyataan bersama yang ditandatangani Menlu Roeslan
Abdulgani dan Wakil Menlu Soviet Andrei Gromyko ini merupakan
hasil berbagai pembicaraan selama di Moskow, yang tidak memerlukan
ratifikasi dari parlemen masing-masing. Mengenai kunjungan ke
Amerika serikat dimana tidak ditandatangani pernyataan bersama,
karena Amerika Serikat tidak menyetujui prinsip-prinsip yang telah
dicapai dalam Konferesi Asia – Afrika di Bandung tahun yang lalu, yaitu
mengenai ko-eksistensi. Oleh Karena itu ini jangan dipandang dari
sudut pandang Psikologis, tapi dilihat dari sudut politik luar negeri
kita yang bebas dan aktif. 222
221 Lihat: Harian Merdeka, September 1956 judul “Pendapat kalangan Partai-partai mengenai
Pernjataan Bersama Indonesia-URSS”
222 Lihat: Artikel “Pernjataan Bersama Ri-URSS: Pelaksanaan Politik LN jang Bebas dan aktif”
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 217
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd 217 11/19/19 1:10 PM