Page 216 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 216

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         Lebih jauh ia menyatakan bahwa:


                                                               Hubungan jang baik antara Indonesia- Australia
                                                               dipandang penting […] mengingat Australia adalah
                                                               negara tetangga kita, dan seperti diketahui Republik
                                                               Indonesia mendjalankan politik luar negeri jang
                                                               bebas dan politik tetangga jang baik. 219


                                                         Dalam kebijakan luar negeri yang penting sebagai penyeimbang
                                                   dan pendukung pemerintah dalam penyelesaian isu-isu strategis, ada
                                                   beberapa langkah DPR yang penting untuk dicatat sebagai berikut.
                                                         Sewaktu Pemerintah Indonesia membatalkan kesepakatan
                                                   KMB secara sepihak, DPR mendukungnya. Hal ini dibuktikan ketika
                                                   pada 21 Februari 1956 Perdana Menteri  Burhanuddin Harahap
                                                   mengajukan rancangan UU tentang pembatalan KMB kepada DPR,
                                                   maka dalam kurun waktu sepekan yakni tanggal 28 September 1956,
                                                   DPR menyetujui RUU tersebut menjadi UU.
                                                         Selain mendukung pemerintah dalam pembuatan perjanjian
                                                   KMB, DPR juga mendukung Usaha Pembebasan Irian Barat, dengan
                                                   mengeluarkan beberapa resolusi,  mendukung penguatan posisi
                                                   pemerintah dalam menghadapi pergolakan di daerah-daerah dan
                                                   mendukung usaha penyatuan dwi-tunggal Sukarno-Hatta.  220
                                                         Parlemen mendukung kebijakan politik luar negeri bebas dan
                                                   aktif yang diusung oleh pemerintahan-pemerintahan di era demokrasi
                                                   parlementer.  Sebagai implementasi kebijakan tersebut, di tahun 1956
                                                   saat kunjungan Presiden Sukarno dan rombongan ke Moskow, Uni
                                                   Soviet sempat ditandatangani pernyataan bersama (joint statement)
              Parlemen mendukung                   antara Indonesia dan Uni Soviet (URSS). Penandatanganan dilakukan
                 kebijakan politik luar            oleh Menlu Roeslan Abdulgani dan Wakil Menlu Soviet Andrei Gromyko.

                     negeri bebas dan              Penandatanganan itu langsung mendapatkan reaksi beragam pada

                   aktif yang diusung              publik dalam negeri.  Partai-partai di parlemen menanggapi beragam
                                                   langkah yang diambil pemerintah tersebut.
                 oleh pemerintahan-                      K.H. Dachlan dari Partai NU menilai tindakan penandatangan
                         pemerintahan              pernyataan bersama itu sebagai langkah yang tidak tepat.  Ia menilai

                      di era demokrasi             bahwa seharusnya tidak perlu ada penandatanganan itu karena itu

                           parlementer.            akan membuat Indonesia seolah-olah condong kepada Blok Timur.   Dia
                                                   menilai bahwa politik bebas aktif harusnya seimbang dan tidak condong

                                                   219  Ibid.
                                                   220 Sekretariat DPR-GR, 196-204




                                       dpr.go.id   216





         02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd   216                                                                  11/19/19   1:10 PM
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221