Page 268 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 268

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         Pada bulan Februari 1957 Presiden Sukarno sudah mewacanakan
                                                   sebuah Kabinet Gotong-Royong yang merupakan representasi semua
                                                   partai yang ada ditambah dengan golongan fungsional.  Namun
                                                   wacana ini ditentang oleh beberapa partai seperti Masjumi, PSII, NU,
                                                   Katholik dan PRI.  Penolakan ini didasarkan bahwa perubahan sistem
                                                   ketatanegaraan merupakan ranah dan tugas Konstituante.  Karenanya,
                                                   menurut pendapat partai-partai tersebut, hal itu harus diserahkan
                                                   kepada Dewan Konstituante. 305


                                                   5.6.2. Perdebatan Mengenai Dasar
                                                   Negara

                                                         Tanggal 29 Agustus 1957 diadakan rapat pemandangan
                                                   umum babak I, kemudian pada tanggal 3-4 September 1957 rapat
                                                   pemandangan umum babak II.  Dalam rapat umum Babak I dan II
                                                   dibicarakan mengenai rumusan dasar negara.  Dalam perdebatan yang
                                                   panjang tersebut pembahasan mengerucut pada 3 rumusan mengenai
                                                   dasar negara yaitu: (1) Sosial-ekonomi sebagai dasar negara, (2) Islam
                                                   sbagai dasar negara, dan (3) Pancasila sebagai dasar negara.
                                                         Faksi yang mendukung sosial–ekonomi sebagai dasar negara
                                                   bertumpu pada argumentasi bahwa, sebagaimana pasal 33 UUD 1945
                                                   kemakmuran dan keadilan sosial merupakan cita-cita kemerdekaan.
                                                   Karenanya, sosial-ekonomi sebagai dasar negara sesuai dengan tujuan
                             Pada bulan            revolusi bangsa Indonesia.  Selain itu kelompok ini juga mengusulkan

                          Februari 1957            disusunnya sistem politik yang sesuai dengan pasal 1 ayat 1 dan 2
                                                   UUD 45.
                                Presiden
                                                         Adapun pokok-pokok pikiran pandangan ini sebagaimana
                        Sukarno sudah              tertuang dalam rumusan hasil rapat mengenai dasar Negara adalah
                        mewacanakan                sebagai berikut:

                       sebuah Kabinet
                                                                  Pendapat jang mengatakan bahwa Sosial-
                      Gotong-Royong
                                                               Ekonomi adalah Dasar Negara; dan Sosial-Ekonomi
                     yang merupakan                            jang sesuai dengan tudjuan revolusi ialah apa jang
                  representasi semua                           pada prinsipnja telah dirumuskan dalam Undang-

                       partai yang ada                         undang Dasar 1945 pasal 33, sebagai dasar prinsip
                                                               untuk melaksanakan kemakmuran dan keadilan
                    ditambah dengan
                                                               sosial.  Dan untuk mendjamin terlaksananja Sosial-
                golongan fungsional.                           Ekonomi itu, disusunlah suatu sistim politik seperti


                                                   305 Nugroho Notosusanto dalam William H Frederick dan Soerio Soeroto (ed.) Pemahaman Sejarah
                                                      Sebelum dan Sesudah Revolusi, Jakarta, Pustaka LP3ES Indonesia, hlm 380-381.




                                       dpr.go.id   268





         02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd   268                                                                  11/19/19   1:10 PM
   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273