Page 267 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 267

PARLEMEN B AR U-HAR APAN B AR U
                                                                                PARLEMEN INDONE SIA  1955 - 1957



                                                   5.6.  Konstituante dan Sistem Demokrasi
                                                   Parlementer

                                                         Sebagai lembaga tinggi negara, Kostituante, merupakan institusi
                                                   yang muncul sebagai konsekuensi dinamika politik pasca-kemerdekaan
                                                   dan alotnya perdebatan pemerintah Republik dan Belanda tentang
                                                   pengakuan Indonesia sebagai negara merdeka.  Dalam maklumat Wakil
                                                   Presiden No X tanggal 3 Nopember 1946 tentang penyelenggaraan
                                                   pemilu, tidak disebutkan lembaga Konstituante, melainkan DPR dan
                                                   MPR sebagai lembaga perwakilan yang merupakan manifestasi dari
                                                   aspirasi rakyat.
                                                         Perjanjian KMB Desember 1949 menandai pengakuan kedaulatan
                                                   Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda dalam bentuk negara
                                                   serikat (RIS) dan menyisakan control Belanda dalam Uni Indonesia
                                                   Belanda.  Konstitusi RIS merupakan payung hukum bagi susunan
                                                   ketatanegaraan Indonesia, termasuk terbentuknya Konstituante.
                                                         Konstituante yang merupakan hasil pemilu 1955, mengemban
                                                   tugas pokok untuk menyusun konstitusi yang sesuai dengan struktur
                       Perjanjian KMB              negara Indonesia yang sudah tidak lagi berbentuk federasi.

                      Desember 1949                5.6.1.   Struktur Konstituante

              menandai pengakuan                         Konstituante dipimpin oleh seorang ketua dan beberapa wakil
                kedaulatan Republik                ketua dan sekretaris.  Sidang Pleno merupakan lembaga tertinggi
                       Indonesia oleh              yangterdiri dari seluruh anggota konstituante.  Dalam konstituante
                                                   dibentuk sebuah Panitia Persiapan Konstitusi (PPK) yang terdiri dari
                pemerintah Belanda                 beberapa bagian (1) Panitia Rumah Tangga, (2) Panitia Musyawarah,

               dalam bentuk negara                 (3) Panitia Konstitusi, (4) Panitia Istilah, (5) Panitia Perumus, dan (6)
                      serikat (RIS) dan            Panitia Redaksi.
                                                         Dalam panitia konstitusi dibentuk beberapa komisi.  Ada 4 Komisi
                menyisakan control
                                                   di Konstituante. Berikut Komisi-komisi konstituante
                  Belanda dalam Uni                     I.  Komisi Ideologi negara atau Komisi Konstitusi I

                  Indonesia Belanda.                       beranggotakan 61 orang.
                                                        II.  Komisi Hak-hak asasi manusia
                                                        III. Komisi Bentuk pemerintahan.
                                                        IV. Komisi  Wilayah,  Bahasa,  Lambang  Negara  dan Lagu
                                                           Kebangsaan
                                                         Komisi-komisi Konstituante diatas mmemiliki beberapa sub-
                                                   komisi sesuai dengan bidang tugasnya 304




                                                   304 Lubis, 1995: 552




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   267
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd   267                                                                  11/19/19   1:10 PM
   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272