Page 64 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 64

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   boleh dilakukan menurut aturan-aturan yang telah ditetapkan dengan
                                                   Undang-Undang Federal.  61
                                                         Perubahan bentuk negara ini tentu saja memberikan dampak
                                                   terhadap perubahan konstitusi negara Indonesia. Sepanjang
                                                   pemberlakuan negara RIS, konstitusi yang digunakan merupakan
                                                   konstitusi RIS. Sementara UUD 1945 hanya berlaku di wilayah Jawa dan
                                                   Sumatera yang menjadi bagian dari Republik Indonesia. Dengan adanya
                                                   perubahan bentuk negara, konstitusi yang digunakan oleh negara-
                                                   negara bagian kemudian dihapuskan dan digantikan dengan konstitusi
                                                   yang baru. Pada pertengahan Mei 1950, disepakati Piagam Persetujuan
                                                   yang berisi peleburan negara-negara bagian RIS ke dalam Republik
                                                   Indonesia, dan oleh karena itu dibutuhkan konstitusi baru untuk
                                                   menggantikan konstitusi RIS 1949. Cara yang kemudian digunakan
                                                   untuk membentuk konstitusi yang baru adalah dengan menggunakan
                                                   UUD 1945 ditambah dengan pasal-pasal dari Konstitusi RIS. 62
                                                         Dalam upayanya melakukan perubahan bentuk negara yang
                                                   diikuti  dengan  perubahan  konstitusi,  DPR  RIS  terlebih  dahulu
                                                   melakukan rapat pemandangan umum untuk mengetahui pandangan
                                                   masing-masing fraksi maupun anggota DPR mengenai rencana
                                                   perubahan konstitusi RIS menjadi konstitusi negara kesatuan. Dalam
                                                   sidang DPR RIS tanggal 8 Agustus 1950, Manai Sophiaan, perwakilan
                                                   PNI menyatakan dukungan PNI terhadap upaya perubahan bentuk
                                                   RIS. Dalam kesempatan yang sama, Manai Sophiaan menyampaikan
                                                   hasil kongres ke-4 PNI yang diselenggarakan pada bulan Mei 1950
                                                   dan menghasilkan beberapa keputusan. Pertama, pembentukan
                  Perubahan bentuk                 negara kesatuan adalah dengan menggabungkan seluruh negara
                negara ini tentu saja              bagian ke dalam Republik Indonesia. Kedua, pemerintah RIS harus

              memberikan dampak                    segera mengubah konstitusi berdasarkan pasal 190 sehingga bentuk
                                                   federal berganti menjadi bentuk kesatuan. Ketiga, perubahan
                terhadap perubahan                 konstitusi mengakibatkan pembubaran Senat RIS, pembentukan

                    konstitusi negara              DPR sementara yang terdiri atas DPR RIS dan BP-KNIP, serta usulan
                             Indonesia.            bentuk pemerintahan parlementer. Manai Sophiaan kemudian
                                                   mengatakan bahwa pimpinan partai akan menjalankan keputusan
                                                   kongres tersebut dan mendukung pembentukan negara kesatuan.
                                                   Dukungan untuk kembali ke bentuk negara kesatuan bukan hanya
                                                   mendapatkan dukungan dari Partai Masyumi dan PNI yang dianggap
                                                   terbesar, melainkan dari partai-partai lainnya serta organisasi buruh
                                                   seperti SOBSI yang diwakili oleh Werdojo. 63


                                                   61  Sekretariat DPR-GR, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta:
                                                      DPR-GR, hal 113
                                                   62  Zulkarnain, Ketatanegaraan Indonesia Pasca-Kemerdekaan (jur), hal 8
                                                   63  Risalah Sidang DPR RIS tanggal 8 Agustus 1950



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   61
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   61                                                                   11/19/19   1:14 PM
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69