Page 69 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 69

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         Selain tugas yang telah disebutkan di atas, DPRS juga memiliki
                                                   empat hak terhadap pemerintah. Hak pertama sebagaimana terdapat
                                                   dalam pasal 91 UUDS 1950 adalah hak amandemen. DPRS berhak
                                                   mengadakan perubahan-perubahan dalam usul UU yang dimajukan
                                                   oleh pemerintah kepada DPRS. Hak berikutnya adalah hak interpelasi
                                                   dan hak bertanya yang diatur dalam pasal 69 UUDS 1950. Hak ini
                                                   memungkinkan DPR untuk bertanya kepada kabinet terkait kebijakan-
                                                   kebijakan  yang  telah  diambil,  sedangkan  kabinet  akan  menjawab
                                                   pertanyaan dari DPRS baik secara lisan maupun tulisan.
                                                         Hak ketiga sebagaimana disebutkan dalam pasal 70 UUDS 1950
                                                   adalah hak angket. Hak angket merupakan hak dimana DPRS dapat
                                                   melakukan penyelidikan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah.
                                                   Hak keempat adalah hak kekebalan sebagaimana dirumuskan di dalam
                                                   pasal 71 UUDS 1950. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa ketua dan
                                                   anggota DPRS serta para menteri tidak dapat dituntut ke pengadilan
                                                   disebabkan perkataan atau pendapatnya yang disampaikan di dalam
                                                   rapat ataupun surat yang diajukan kepada majelis. Pengecualian
                                                   jika pernyataan tersebut diungkapkan di dalam rapat tertutup dan
                                                   bersifat rahasia, sedangkan anggota DPRS ataupun para menteri
                                                   menyampaikan pendapat tersebut ke publik. 73
                                                           Selain itu, DPRS juga memiliki peran dalam pengangkatan
                                                   wakil presiden yang akan mendampingi Presiden Sukarno pada masa
                                                   awal Demokrasi Liberal. Sebagaimana diatur dalam pasal 45 UUDS,
                                                   disebutkan bahwa DPRS harus mengusulkan nama-nama yang akan
                                                   diangkat oleh presiden sebagai pendampingnya. Tercatat ada delapan
                                                   nama yang diajukan oleh DPRS, diantaranya Mohammad Hatta, Iwa
                                                   Kusuma Sumantri, Ki Hajar Dewantara, Burhanuddin, Sutan Syahrir,
                                                   Sukiman Wirjosandjojo, Mohammad Yamin, dan Nerus Ginting Suka.
                                                   Pada tanggal 14 Oktober 1950, DPRS melakukan sidang pemilihan wakil
                       Selain itu, DPRS            presiden. Yang terpilih kemudian adalah Mohammad Hatta.
                                                         Pada bulan Oktober 1950, untuk memudahkan kerja-kerja DPRS,
                 juga memiliki peran               dibentuk susunan seksi (komisi) DPRS yang terdiri atas 16 seksi. Keenam
                dalam pengangkatan                 belas seksi tersebut adalah seksi luar negeri, seksi dalam negeri, seksi
                 wakil presiden yang               pertahanan, seksi kehakiman, seksi penerangan, seksi keuangan, seksi

                  akan mendampingi                 perdagangan dan industri, seksi pertanian, seksi perhubungan dan
                                                   lalu lintas, seksi pekerjaan umum, seksi pendidikan, pengajaran, dan
                     Presiden Sukarno              kebudayaan, seksi kesehatan, seksi sosial, seksi perburuhan, seksi
                      pada masa awal               agama, dan seksi keamanan dalam negeri.
                    Demokrasi Liberal



                                                   73  BN. Marbun,op.cit, hal 91




                                       dpr.go.id   66





         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   66                                                                   11/19/19   1:14 PM
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74