Page 70 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 70

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   3.3 Irama Kerja DPRS Pada Masa Kabinet
                                                   Natsir

                                                   3.3.1 Hubungan DPRS dengan Kabinet
                                                   Natsir

                                                         Dalam bentuk pemerintahan yang menerapkan sistem
                                                   demokrasi parlementer, DPRS memiliki kemampuan untuk
                                                   menjatuhkan kabinet jika dianggap tindakan yang diambil pemerintah
                                                   tidak melalui persetujuan DPRS (pasal 83 ayat 2 UUDS 1950). Selain
                                                   itu, dalam UUDS 1950 disebutkan pula bahwa presiden memiliki hak
                                                   untuk membubarkan DPR jika DPR dianggap tidak mencerminkan
                                                   keinginan rakyat.  Meskipun demikian, presiden tidak dapat bertindak
                                                                   74
                                                   sewenang-wenang membubarkan parlemen. Terdapat ketentuan di
                                                   dalam pasal 84 UUDS yang menyebutkan bahwa setelah pembubaran
                                                   DPR, dalam kurun waktu 30 hari harus dilakukan pemilihan anggota
                                                   DPR yang baru. Hal ini merupakan upaya untuk mencegah kemungkinan
                                                   presiden membubarkan DPRS secara sewenang-wenang.    75
                                                         Sementara itu, dengan kekuatan 49 kursi di DPRS, Mohammad
                                                   Natsir yang merupakan ketua  partai Masyumi diangkat sebagai
                                                   perdana menteri pertama masa Demokrasi Liberal. Pengangkatan
                                                   Natsir sebagai perdana menteri dapat dilihat sebagai sebuah upaya
                                                   penghargaan terhadap mosi integral yang diajukan Natsir. Selain itu,
               Pengangkatan Natsir
                                                   pengangkatan Natsir juga memperlihatkan posisi Masyumi sebagai
                     sebagai perdana               salah satu partai besar di Indonesia. Dibentuk kembali sebagai

               menteri dapat dilihat               sebuah partai pasca dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal
                      sebagai sebuah               3 November 1945 mengenai pendirian partai-partai politik, Masyumi
                                                   didirikan pada tanggal 7 November 1945 di Yogyakarta melalui Kongres
                upaya penghargaan
                                                   Muslimin Indonesia yang diselenggarakan di Madrasah Muallimin
                        terhadap mosi              Yogyakarta.  Tujuan pembentukan Partai Masyumi sendiri adalah
                                                              76
                          integral yang            menegakkan kedaulatan Republik Indonesia dan agama Islam dan
                                                                                                     77
                       diajukan Natsir.            menjalankan cita-cita Islam dalam urusan keagamaan.
                                                         Dalam kongres tersebut juga disepakati bahwa Masyumi menjadi
                                                   satu-satunya partai politik Islam di Indonesia yang memperjuangkan
                                                   sikap politik umat Islam Indonesia. Dengan menjadi satu-satunya partai
                                                   politik umat Islam Indonesia, maka di dalam Masyumi sendiri banyak
                                                   terdapat perwakilan organisasi Islam, diantaranya Muhammadiyah,


                                                   74   Sekretariat DPR-GR, op.cit, hal 143
                                                   75   ibid
                                                   76   Syaifullah, Gerak Politik Muhammadiyah Dalam Masyumi, hal 141
                                                   77   Warjio, Gagalnya Partai Politik Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), hlm. 47




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   67
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   67                                                                   11/19/19   1:14 PM
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75