Page 76 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 76

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   mengakibatkan Natsir dua kali mengembalikan mandat pembentukan
                                                   kabinet kepada Sukarno, namun ditolak. Natsir mengatakan bahwa
                                                   Sukarno menginginkan agar Natsir membentuk kabinet yang tidak
                                                   terlalu terikat pada kepentingan partai-partai. 89
                                                         Dalam perkembangannya, terjadi perubahan rancangan susunan
                                                   kabinet. Posisi Menteri Dalam Negeri diberikan kepada PNI sementara
                                                   Masyumi menempatkan wakilnya, Abdul Hakim pada posisi Menteri
                                                   Pertahanan. PNI setuju dengan nama Abdul Hakim, namun kalangan
                                                   militer menolak dan menyarankan agar Syafruddin Prawiranegara yang
                                                   menduduki posisi tersebut. Natsir yang memiliki kedakatan hubungan
                                                   dengan petinggi militer menerima usulan tersebut. Sebagai jalan
                                                   tengah, Natsir menyodorkan nama Halim sebagai Menteri Pertahanan
                                                   serta menggeser Abdul Hakim sebagai Menteri Dalam Negeri. Hal ini
                                                   ditolak oleh PNI dan dikatakan oleh PNI, jika posisi Menteri Dalam
                                                   Negeri diambil Masyumi, maka PNI menuntut kembali posisi Menteri
                                                   Pengajaran yang sebelumnya akan diserahkan kepada Bahder Djohan,
                                                   seorang ahli yang tidak berpartai.
                                                         Pada akhirnya, PNI memutuskan untuk tidak bergabung ke
                                                   dalam kabinet dan menjadi partai oposisi di parlemen, bersama dengan
                                                   Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Murba. Sementara itu, PSI
                                                   meski mengizinkan Sumitro bergabung menjadi anggota kabinet,
                                                   namun mengatakan keterlibatan Sumitro di dalam kabinet merupakan
                                                   tanggung jawab perseorangan dan bukan wakil PSI. Meski demikian,
                                                   PSI menyatakan akan memberi dukungan kabinet dengan pengecualian
                                                   tertentu. 90
                  Pada akhirnya, PNI                     Pada 7 September 1950, secara resmi Kabinet Natsir terbentuk

                 memutuskan untuk                  dengan 18 anggota. Kabinet terdiri atas perwakilan dari Masyumi (4
                     tidak bergabung               orang), PIR (2 orang), Fraksi Demokrat (1 orang), PSI (2 orang), Partai

                    ke dalam kabinet               Katolik (1 orang), Parkindo (1 orang), Parindra (1 orang), PSII (1 orang),
                  dan menjadi partai               dan non-partai (5 orang). Hamengku Buwono IX yang berasal dari
                                                   non-partai diangkat sebagai wakil perdana menteri. Secara lengkap,
                oposisi di parlemen,               susunan kabinet adalah sebagai berikut:
                    bersama dengan

                       Partai Komunis
                 Indonesia (PKI) dan

                          Partai Murba.


                                                   89  Harian Merdeka, ‘Natsir Ditugaskan Membentuk Parlementer Zaken Kabinet’, 6 September 1950
                                                   90  Harian Merdeka, ‘Kabinet Natsir Masih Tetap Belum Terbentuk’, 5 September 1950




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   73
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   73                                                                   11/19/19   1:14 PM
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81