Page 81 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 81

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   penyusunan kabinet serta menolak usulan perubahan susunan kabinet
                                                   yang ditawarkan parlemen. Natsir berpendapat bahwa perubahan
                                                   susunan kabinet adalah hal yang wajar, namun hanya dilakukan jika
                                                   kabinet telah diberi kesempatan menjalankan programnya dan gagal.
                                                   Selain itu, Natsir juga mengatakan bahwa ia sebagai seseorang yang
                                                   ditunjuk sebagai pembentuk pemerintahan oleh Presiden Sukarno tidak
                                                   bertanggung jawab kepada parlemen, melainkan kepada presiden.
                                                                                                                 97
                                                   Manai Sophiaan menganggap keterangan jawaban pemerintah sebagai
                                                   suatu hal yang tidak mencerminkan suatu sistem parlementer.
                                                   Sementara Siauw Giok Tjhan mengatakan bahwa pemerintah tidak
                                                   memberikan jawaban apapun terhadap pertanyaan parlemen.
                                                   Kritik tidak hanya muncul dari kalangan oposisi maupun sayap kiri
                                                   di parlemen, melainkan juga dari partai pendukung pemerintah.
                                                   Mr. Tambunan (Parkindo) mengatakan bahwa keengganan Natsir
                                                   mendengarkan usulan parlemen dalam perubahan susunan kabinet
                                                   akan mengakibatkan kesulitan bagi kabinet itu sendiri. 98
                                                         Dalam sidang pemandangan umum kedua parlemen yang
                                                   diselenggarakan pada pertengahan Oktober 1950, pembahasan
                                                   sidang masih berkutat pada persoalan pembentukan kabinet. Mr.
                                                   Sunaryo (PNI) membantah pendapat Natsir dengan mengatakan
                                                   bahwa pemerintah tetap bertanggung jawab kepada parlemen
                                                   dalam penyusunan kabinet. Pendapat senada disampaikan oleh Ki
                                                   Hajar Dewantara (non-partai). Sementara Sidik Djojosukarto (PNI)
                         Dalam sidang              mendukung pendapat dari Mr. Sunaryo dan menambahkan bahwa

                       pemandangan                 pembentukan kabinet mendapatkan tekanan dari pihak-pihak tertentu
                         umum kedua                dengan menyinggung surat Hamengku Buwono atas pengangkatan
                       parlemen yang               Abdul Hakim sebagai menteri pertahanan.
                                                         Dalam perkembangannya, muncul mosi pembubaran kabinet.
                     diselenggarakan               Usul  ini  disampaikan  oleh  Mohammad  Yamin,  anggota  parlemen

                  pada pertengahan                 non-partai serta mendapatkan dukungan dari Ki Hajar Dewantara,
                        Oktober 1950,              Arudji Kartawinata, Mr. Tambunan, dan Siradjuddin Abbas. Yamin
                pembahasan sidang                  mengatakan bahwa pembentukan kabinet tidak sesuai dengan tri-

                       masih berkutat              marga yang terdiri atas Islam, Nasionalis, dan Sosialis, melainkan hanya
                                                   mencakup sebagian saja. Hal inilah yang menyulitkan kabinet dalam
                      pada persoalan               menjalankan programnya. Yamin juga mengusulkan agar dibentuk
                        pembentukan                formatur baru yang bertugas menyusun kabinet pengganti dan terdiri
                                 kabinet.          atas 3 orang formatur, yakni Natsir yang mewakili kelompok Islam,

                                                   97  Harian Pedoman, ‘Pemerintah Hanja Bertanggungdjawab Tentang Programnja Terhadap DPR’,
                                                      12 Oktober 1950
                                                   98  Harian Pedoman, ‘Belum Ada Kedengaran jg. Mengenai Pokok2 Program’, 14 Oktober 1950




                                       dpr.go.id   78





         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   78                                                                   11/19/19   1:14 PM
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86