Page 86 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 86

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   Kemakmuran, upah selama pemogokan tetap dibayar penuh, dan buruh
                                                   tidak mendapat pembalasan dari para pengusaha. 103
                                                         Dalam sidang parlemen yang diselenggarakan pada akhir
                                                   September 1950 dan dihadiri oleh 148 orang anggota parlemen,
                                                   dilakukan sidang pemandangan umum terhadap keterangan pemerintah
                                                   mengenai mosi pemogokan yang diajukan Ahem Erningpradja tersebut.
                                                   Terdapat 14 orang anggota yang menyatakan pendapatnya, dengan
                                                   8 orang menyetujui mosi pemogokan dan 6 orang menolak. Sudjono
                                                   Djajengpranoto, wakil dari Partai Murba menyatakan partainya
                                                   mendukung penuh mosi tersebut. Ia berpendapat bahwa dengan
                                                   ditandatanganinya Konferensi Meja Bundar, maka kepemilikan tanah
                                                   di Indonesia kembali ke tangan kapitalis asing, sehingga kaum buruh
                                                   akan berhadapan langsung dengan kelompok kapitalis internasional.
                                                   Ia menambahkan bahwa satu-satunya upaya perlawanan terkuat kaum
                                                   buruh dalam melawan kapitalisme asing adalah dengan pemogokan.
                          Mosi ini juga                  Mosi ini juga mendapat dukungan dari Andi Gappa, yang

               mendapat dukungan                   menyarankan agar UU Perburuhan dimasukkan terlebih dahulu ke
                                                   dalam UUDS RI. Dari pihak yang menolak, terdapat pernyataan dari
                     dari Andi Gappa,              Latjuba, wakil Masyumi dan Mohammad Sadah, wakil PIR. Latjuba

                 yang menyarankan                  mengatakan bahwa mosi pemogokan tidak diperlukan. Hal ini
               agar UU Perburuhan                  dikarenakan pemerintah telah berupaya memperbaiki nasib buruh

                dimasukkan terlebih                dan menjanjikan untuk memperbaiki nasib rakyat secara total.
                                                   Sementara Moh. Sadah mengatakan bahwa mosi pemogokan kurang
                     dahulu ke dalam               jelas. Ia menegaskan bahwa pemerintah telah memberikan cukup

                               UUDS RI             jaminan kepada buruh dan terus berusaha memperbaiki nasib buruh,
                                                   sehingga mosi pemogokan tidak diperlukan.  Dalam sidang ini
                                                                                               104
                                                   terlihat bahwa partai oposisi mendukung mosi pemogokan, sementara
                                                   partai pendukung pemerintah menolak dengan mengatakan bahwa
                                                   pemerintah telah berupaya untuk memperbaiki nasib kaum buruh.
                                                   Dalam perkembangannya, tindakan-tindakan pemogokan yang
                                                   dilakukan kaum buruh tetap berlangsung dengan tuntutan yang lebih
                                                   bervariasi, salah satunya terjadi pada masa kabinet Sukiman berkaitan
                                                   dengan tuntutan buruh agar mendapatkan hak yang sama sebagaimana
                                                   yang diterima pegawai pemerintah berupaya bonus tunjangan hari
                                                   raya.






                                                   103  Harian Merdeka, Permintaan Sarbupri Pada Pemerintah, 14 September 1950
                                                   104   Harian Merdeka, ‘Parlemen Bitjarakan Mosi Perburuhan’, 26 September 1950




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   83
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   83                                                                   11/19/19   1:14 PM
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91