Page 89 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 89

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   mendorong penyelidikan terhadap langkah-langkah Belanda di Irian
                                                   Barat yang mengedarkan mata uang Belanda serta melarang penduduk
                                                   menyanyikan lagu Indonesia Raya.
                                                         Segera setelah disetujuinya resolusi misi parlemen keluar negeri
                                                   terbentuk tim yang terdiri atas sembilan orang anggota palemen
                                                   dan merepresentasikan fraksi-fraksi besar di parlemen. Proses
                                                   pembentukan tim misi parlemen keluar negeri sempat diwarnai hal
                                                   menarik ketika muncul usulan dari anggota parlemen wanita agar
                                                   salah satu anggota tim diisi oleh anggota parlemen wanita. Usul ini
                                                   mendapat sambutan baik dari parlemen. Andi Zainal Abidin (PKI) dan
                                                   Mohammad Yamin (non-partai) yang sebelumnya telah terpilih masuk
                                                   menjadi anggota tim memberikan opsi pengunduran diri mereka
                                                   untuk mengakomodasi usulan tersebut. Sebelumnya, Mr. Tambunan
                                                   mengusulkan agar anggota tim ditambah menjadi 10 orang, namun
                                                   usul ini kurang mendapat sambutan. Hanya 19 anggota parlemen
                                                   yang menyetujui usulan Mr. Tambunan. Dalam perkembangannya,
                                                   pengunduran diri AZ. Abidin diterima secara mutlak oleh parlemen
                                                   dengan  115  suara,  sehingga  posisinya  kemudian  digantikan  oleh
                                                   Susilowati. Dengan demikian, kesembilan anggota misi yang terbentuk
                                                   secara resmi adalah Sukiman (ketua), IJ. Kasimo (wakil ketua),
                                                   Mohammad Yamin (juru bicara), Manai Sophiaan, Susilowati, Mr.
                                                   Tambunan, Otto Rondonuwu, Sahetapy Engel, dan Abdul Hajat.
                                                         Keberangkatan tim misi keluar negeri sedikit mengalami
                                                   keterlambatan dan baru menjalankan tugasnya di akhir Oktober 1950.
                                                   Belanda menjadi negara pertama dan satu-satunya yang dikunjungi
                                                   dalam keberangkatan tersebut. Dalam kunjungannya di Belanda,
                                                   Mohammad Yamin mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan
                                                   Belanda. Ia mengatakan, “Jika status Irian tidak diselesaikan sebelum 27
                                                   Desember, tidak ada jaminan bagi keamanan kepentingan-kepentingan
                   Keberangkatan tim               Belanda di Indonesia.”  Selama dua pekan berada di Belanda, tidak ada
                                                                       107
                    misi keluar negeri             kemajuan berarti yang didapatkan sehingga Natsir memanggil kembali
                   sedikit mengalami               tim misi parlemen ke Indonesia. Yamin mengomentari kunjungan di

                   keterlambatan dan               Belanda dengan mengatakan bahwa hubungan Indonesia-Belanda
                                                   tidak bertambah baik pasca penandatanganan KMB.
                    baru menjalankan                     Sementara itu, dalam kesempatan sidang pemandangan
                     tugasnya di akhir             umum pertama yang diselenggarakan pada awal bulan Oktober 1950,
                         Oktober 1950.             PKI mendorong agar diambil opsi pembatalan hasil KMB. Opsi ini
                                                   mendapatkan dukungan dari fraksi Buruh. Berbagai kejadian yang

                                                   107   Herbert Feith, op.cit, hal 160




                                       dpr.go.id   86





         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   86                                                                   11/19/19   1:14 PM
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94