Page 87 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 87

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   3.3.4 Misi Irian Barat
                                                         Salah satu tugas berat lainnya yang diemban oleh kabinet
                                                   Natsir  adalah  penyelesaian  status  Irian  Barat  antara  Indonesia
                                                   dengan Belanda. Pada bulan-bulan pertama tahun 1950, kegagalan
                                                   demi kegagalan pembahasan status Irian Barat menjadi hal yang
                                                   lumrah terjadi antara pemerintah Indonesia dengan Belanda. Natsir,
                                                   yang menjadikan penyelesaian status Irian Barat sebagai salah satu
                                                   program kabinetnya, dituntut untuk dapat segera menyelesaikan
                                                   permasalahan tersebut. Sulitnya penyelesaian status Irian Barat
                                                   didasari perbedaan pandangan diantara kedua pihak. Indonesia
                                                   meyakini, sesuai dengan kesepakatan KMB, Irian Barat seharusnya
                                                   diserahkan kepada Indonesia selambatnya 27 Desember 1950, atau
                                                   tepat satu tahun setelah penandatanganan KMB. Sebaliknya, Belanda
                                                   senantiasa menangguhkan upaya penyerahan Irian Barat kepada
                                                   Indonesia. Hal ini terlihat pada upaya Belanda dalam pembentukan
                                                   administrasi Belanda di Irian Barat serta dimulainya usaha-usaha
                                                   keuangan komersial di wilayah sengketa tersebut. 105
                                                         Sulitnya penyelesaian Irian Barat tampaknya diperparah dengan
                                                   adanya dua sikap yang berkembang dalam memandang penyelesaian
                                                   Irian Barat. Kabinet Natsir, sebagaimana kabinet Hatta terdahulu
                                                   memandang bahwa upaya terbaik menyelesaikan permasalahan Irian
                                                   Barat adalah melalui diplomasi sembari berharap Belanda memiliki
                                                   i’tikad baik dan dukungan dari Amerika Serikat untuk mau menekan
                                                   Belanda. Di sisi lain, muncul pula upaya melakukan pengorganisasaian
                                                   kekuatan untuk mengambil Irian Barat dari Belanda. Sikap ini
                                                   tampaknya menjadi sikap yang didukung oleh Presiden Sukarno.
                                                         DPRS sendiri dalam upayanya ikut menyelesaikan status Irian
                                                   Barat melakukan dua langkah baik internal dan eksternal. Langkah
               Sulitnya penyelesaian               internal dilakukan dengan jalan menyetujui secara bulat mosi masuknya
                                                   Silas Papare, ketua Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) sebagai
               Irian Barat tampaknya               anggota parlemen dan mendorong pemerintah untuk mencari cara
                  diperparah dengan                agar mosi tersebut dapat dijalankan. Sementara itu, langkah eksternal

                     adanya dua sikap              dilakukan dengan membentuk misi parlemen keluar negeri. Misi ini
                                                   menjalankan tugas memberikan penjelasan kepada negara-negara yang
                    yang berkembang                dikunjungi bahwa Irian Barat sebagaimana terdapat dalam konstitusi

                 dalam memandang                   UUDS  1950 adalah bagian dari Indonesia. Misi  ini juga bertugas
                    penyelesaian Irian             menyampaikan perjuangan-perjuangan apa saja yang telah dilakukan

                                    Barat.         Indonesia dalam upayanya memperjuangkan status Irian Barat agar
                                                   menjadi bagian dari Indonesia.

                                                   105   Herbert Feith, op.cit, hal 156




                                       dpr.go.id   84





         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   84                                                                   11/19/19   1:14 PM
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92