Page 82 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 82

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   seorang formatur nasionalis, dan seorang formatur penghubung
                                                   yang berasal dari kalangan non-partai. Yamin tidak mengusulkan
                                                   nama untuk formatur nasional dan formatur penghubung. Mosi
                                                   Yamin mendapatkan dukungan dari Mr. Tambunan (Parkindo), Arudji
                                                   Kartawinata (PSII), Siradjuddin Abbas, dan Ki Hajjar Dewantara
                                                   (non-partai).
                                                         Mosi pembubaran kabinet ini ditentang oleh Masyumi. Prawoto
                                                   Mangkusasmito mengatakan bahwa opsi pembubaran kabinet belum
                                                   diperlukan. Prawoto beralasan bahwa Indonesia sedang membutuhkan
                                                   dukungan dunia internasional. Apabila pemerintahan jatuh, Indonesia
                                                   kehilangan kepercayaan dari dunia internasional. Dukungan terhadap
                                                   kabinet Natsir juga datang dari PRN yang membenarkan keputusan
                   Mosi pembubaran                 Natsir bahwa pembentuk kabinet tidak perlu melaporkan kepada

                             kabinet ini           parlemen atas susunan kabinet yang dibentuk.
                                                         Perdebatan-perdebatan  seputar  cara  pembentukan  dan
                       ditentang oleh              susunan kabinet yang mengakibatkan terpecahnya sikap parlemen

                  Masyumi. Prawoto                 dalam melihat kabinet Natsir pada akhirnya mengakibatkan parlemen
                      Mangkusasmito                menempuh pemungutan suara untuk memberikan mosi kepercayaan
                                                   kepada kabinet Natsir. Meski kerap mendapatkan kritik dalam
                mengatakan bahwa                   penyusunan kabinet yang tidak melibatkan PNI serta keengganan
                   opsi pembubaran                 Natsir untuk mempertanggungjawabkan pembentukan kabinet kepada

                        kabinet belum              parlemen, dalam sidang yang dilakukan pada akhir Oktober 1950,
                                                   kabinet Natsir berhasil mendapatkan mosi kepercayaan dari parlemen.
                            diperlukan.            118 anggota parlemen mendukung kabinet, sementara 73 anggota

                                                   menolak. Fraksi yang menyetujui mosi kepercayaan diantaranya
                                                   Masyumi, Fraksi Demokrat, PSI, PRN, PIR, Parki, serta sebagian anggota
                                                   non-partai. Sementara yang menolak menyetujui mosi adalah PNI,
                                                   PKI, fraksi Buruh, fraksi Tani, serta partai yang memiliki satu menteri
                                                   di dalam kabinet Natsir yaitu PSII. Sikap ini menunjukkan bahwa PSII
                                                   lebih memilih untuk menjadi partai oposisi di parlemen ketimbang
                                                   mendukung pemerintahan, terlepas dari diangkatnya Harsono
                                                   Tjokroaminoto sebagai menteri negara di dalam kabinet. Sementara
                                                   satu fraksi lainnya yang juga memiliki perwakilan dalam kabinet Natsir,
                                                   yakni Parkindo memutuskan abstain saat pengambilan suara. Dalam
                                                   perkembangan yang sama, Mosi yang diajukan Yamin ditarik kembali.
                                                   Mr. Tambunan mengatakan bahwa penarikan kembali mosi Yamin
                                                   didasari karena pemerintah telah mendapatkan mosi kepercayaan
                                                   sehingga perlu diberi kesempatan untuk bekerja. 99




                                                   99  Harian Merdeka, ‘Mosi Yamin ttg. Kabinet Akan Ditarik Kembali?’, 28 Oktober 1950




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   79
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   79                                                                   11/19/19   1:14 PM
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87