Page 78 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 78

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                         7. Memperjuangkan penyelesaian soal Irian secepatnya;
                                                         8. Menjalankan politik luar negeri yang bebas.


                                                         Dengan susunan kabinet tersebut, Natsir setidaknya telah
                                                   membentuk koalisi dengan kekuatan dukungan dari 52% anggota DPRS.
                                                   Sementara PNI yang secara resmi menjadi oposisi di parlemen bersama
                                                   dengan PKI dan Partai Murba menegaskan akan senantiasa mengawasi
                                                   jalannya program-program kabinet. Meski demikian, tampaknya sikap
                                                   oposisi yang diambil PNI diawal terbentuknya kabinet masih bersifat
                                                   hati-hati dan tidak terlalu jelas. Hal ini tampak dalam perkataan Sidik
                                                   Djojosukarto, ketua umum PNI yang mengatakan bahwa, “Tetapi
                                                   oposisi dalam hal ini, tidak lalu semua rencana pemerintah ditentang,
                                                   melainkan dipilih mana yang sebenarnya perlu disokong dan mana yang
                                                   tidak. Artinya oposisi yang konstruktif.”  Sikap ini tampak pula ketika
                                                                                       91
                                                   dihadapkan pada permasalahan mengenai para duta besar Indonesia
                                                   yang sebagian berasal dari PNI. Sidik Djojosukarto mengatakan bahwa
                                                   selama kabinet tidak menghalangi kerja para duta besar tersebut, maka
                                                   PNI tidak akan menarik mundur para duta besar karena mereka adalah
                                                   para wakil kepala negara.
                                                         Tidak bergabungnya PNI ke dalam kabinet Natsir mengakibatkan
                                                   program-program  pemerintah  berjalan  alot.  Segera  setelah
                    Dengan susunan                 terbentuknya kabinet, Natsir banyak mendapatkan kritikan karena
                     kabinet tersebut,             lebih mengutamakan membentuk kabinet zaken ketimbang menyusun

                    Natsir setidaknya              kabinet yang terdiri dari partai-partai politik yang dapat memperkuat
                   telah membentuk                 kabinet. Kritikan terhadap susunan kabinet Natsir juga menyasar
                                                   pada anggapan bahwa cara-cara pembentukan kabinet Natsir
                        koalisi dengan             akan melemahkan upaya tradisi baru yang sedang dibangun oleh
                 kekuatan dukungan                 demokrasi parlementer. Ketua DPRS yang berasal dari PNI, Mr. Sartono

                    dari 52% anggota               menyarankan kepada Natsir agar senantiasa berunding dengan panitia
                                   DPRS.           permusyawaratan parlemen yang terdiri atas 18 anggota dan berasal
                                                   dari seluruh fraksi yang ada di parlemen terkait dengan segala hal. Hal
                                                   ini dimaksudkan agar program-program kabinet dapat berjalan dengan
                                                   baik dan tidak mendapatkan penolakan dari parlemen. 92
                                                         Kekhawatiran terhadap jalannya kabinet Natsir tidak hanya
                                                   berasal dari luar, melainkan juga dari pihak partai pendukung
                                                   pemerintah. Mr. Tambunan, anggota DPRS dari Partai Kristen
                                                   Indonesia (Parkindo) mengatakan bahwa tidak ikutnya PNI ke dalam


                                                   91   Harian Merdeka, ‘PNI Akan Tindjau Program Kabinet’, 9 September 1950
                                                   92   Harian Merdeka, ‘PNI Tak Akan Adakan Oposisi di Parlemen?’, 14 September 1950




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   75
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   75                                                                   11/19/19   1:14 PM
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83