Page 80 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 80

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   PNI di parlemen selama oposisi yang dijalankan oleh PNI merupakan
                                                   oposisi yang sehat. 95
                                                         Dalam sidang pemandangan umum pertama yang diselenggarakan
                                                   pada awal bulan Oktober 1950, fokus pembahasan parlemen masih
                                                   berkutat pada pembentukan kabinet Natsir. Zainal Abidin Achmad
                                                   yang berasal dari Masyumi menyayangkan tidak bergabungnya PNI di
                                                   dalam kabinet sambil mengatakan bahwa kabinet Natsir perlu diberi
                                                   kesempatan untuk menjalankan program-programnya. Kasimo (Partai
                                                   Katolik) memiliki pendapat yang hampir serupa dengan Zainal Abidin
                                                   Achmad. Ia mengatakan bahwa tidak masuknya PNI ke dalam kabinet
                                                   patut disayangkan, namun upaya pemerintah untuk meningkatkan
                                                   kesejahteraan rakyat telah cukup kuat dilakukan. Pendapat berbeda
                                                   disampaikan oleh Arudji Kartawinata yang mewakili PSII mengatakan
                                                   perlunya peninjauan kembali terhadap susunan kabinet.
                                                         Sementara itu, opsi pembubaran kabinet telah muncul di dalam
                                                   sidang-sidang parlemen. Usul ini menimbulkan pro-kontra. Sutardjo
                                                   Kartohadikusumo (PIR) menjadi salah satu pihak yang tidak setuju

                         Dalam sidang              terhadap opsi pembubaran kabinet. Sutardjo mengatakan susunan
                       pemandangan                 kabinet cukup diubah dengan mengganti para menteri yang kurang
                                                   memiliki dukungan di parlemen dengan menteri-menteri dari PNI.
              umum pertama yang                    Lebih jauh, ketua fraksi PIR di parlemen, Tadjuddin Noor mengatakan
                     diselenggarakan               bahwa fraksinya akan menunggu diajukannya anggaran belanja untuk

                     pada awal bulan               menentukan sikap terhadap susunan kabiet. Sebelum anggaran belanja
                        Oktober 1950,              tersebut diserahkan, maka PIR akan mendukung susunan kabinet yang
                                                   telah dibentuk.
                  fokus pembahasan                       Banyaknya hambatan dalam periode awal pembentukan kabinet
                     parlemen masih                Natsir membuat partai pendukung pemerintah berupaya mendapatkan

                         berkutat pada             mosi kepercayaan dari parlemen. Hal ini dikatakan oleh Natsir sebelum
              pembentukan kabinet                  sidang pemandangan umum pertama. Natsir mengatakan bahwa
                                                   kehadiran pihak oposisi dalam sebuah negara demokrasi adalah suatu
                                   Natsir.         hal yang baik selama dalam batas kewajaran. Ia juga menegaskan
                                                   membutuhkan dukungan dalam parlemen agar program-program
                                                   kabinet dapat berjalan dengan salah satu agenda terpenting adalah
                                                   pelaksanaan pemilihan umum.
                                                                               96
                                                         Di sisi lain, muncul kritik dari sebagian anggota parlemen
                                                   terhadap keterangan jawaban pemerintah dalam menanggapi sidang
                                                   pemandangan umum yang pertama. Sebagian anggota parlemen
                                                   menganggap Natsir enggan bertanggung jawab dalam persoalan
                                                   95  Harian Merdeka, ‘Jang Sebaik2Nja Dilakukan Dapat Dilakukan Natsir’, 14 September 1950
                                                   96  Harian Merdeka, ‘Natsir Harapkan Tjukup Bantuan Dari Parlemen’, 15 September 1950




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   77
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   77                                                                   11/19/19   1:14 PM
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85