Page 154 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 154

JUNGKIR BALIK  BAB VI
                                                                    EKONOMI POLITIK




                                                (9)

                        BERHENTILAH JADI AGEN PARIWISATA
                              PERTEMUAN IMF-BANK DUNIA


               E

                           VENT  Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 yang akan
                           berlangsung di Bali awal Oktober nanti terus mendapat
                           sorotan publik. Saya menilai sorotan itu sangat wajar, karena
                           pemerintah telah gagal menjawab pertanyaan publik atas
                           urgensi Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan event
                 mahal tersebut.
                      Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-
                 World Bank 2018 bukanlah bentuk penghargaan, karena kita mengajukan
                 diri melalui bidding proposal. Masalahnya, apa urgensinya kita mengajukan
                 diri jadi tuan rumah  event mahal tersebut? Ini agak berbeda dengan
                 penyelenggaraan Asian Games atau Olimpiade yang jelas manfaatnya.
                      Sejauh ini pemerintah hanya bicara tentang dampak terhadap
                 pariwisata Bali dan sekitarnya saat berbicara tentang acara tersebut.
                 Menurut saya itu jawaban yang dangkal. Biaya teknis  event tersebut
                 menyedot anggaran sekitar Rp1 triliun, sementara biaya yang harus
                 dikeluarkan negara untuk membangun infrastruktur pendukung mencapai
                 Rp4,9 triliun. Kalau hanya untuk mempromosikan pariwisata Bali, atau
                 Indonesia, itu jelas biaya promosi yang sangat mahal dan tak masuk akal.
                      Saya menilai, kecuali untuk kepentingan prestise beberapa elite di
                 pemerintahan,  pemerintah  sebenarnya  tak  punya  target  yang  jelas  atas
                 event yang menyedot anggaran hampir Rp6 triliun tersebut. Memang,
                 Menko Kemaritiman menyebut ada potensi investasi sebesar US$2-3 miliar
                 atau sekitar Rp43,5 triliun bisa masuk ke Indonesia melalui pertemuan
                 tersebut. Tapi saya kira proyeksi itu tidak akan efektif. Namanya saja cuma
                 potensi, ujungnya biasanya tak terjadi apa-apa. Dana sebesar itu jauh lebih
                 bermanfaat jika dialihkan untuk rehabilitasi Lombok dan Sumbawa atau
                 hal-hal lain yang baik bagi masyarakat secara langsung.





                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  147
                                                                         DARI SENAYAN
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159