Page 149 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 149
Dr. Fadli Zon, M.Sc
18 menteri di Istana untuk membahas cara mengatasi persoalan tersebut.
Lho kok sekarang tiba-tiba disangkal jika persoalan itu tidak pernah
ada dan disebut hanyalah merupakan gorengannya lawan-lawan politiknya
saja?!? Bagi saya pernyataan itu lucu.
Lebih jauh dari itu, pernyataan Presiden juga memprihatinkan.
Penurunan daya beli ini adalah fakta, secara akademis ada datanya, dan
secara riil pengusaha dan masyarakat telah sejak lama mengalami dan
merasakannya. Setiap kali saya turun ke daerah pemilihan, terutama dalam
dua semester terakhir, soal penurunan daya beli dan lesunya ekonomi ini
selalu menjadi keluhan utama. Saya yakin anggota DPR lainnya setiap kali
reses atau turun ke daerah pemilihannya juga menerima keluhan serupa.
Persoalannya kemudian, bagaimana pemerintah akan bisa mengatasi
persoalan penurunan daya beli ini, jika di sisi lain pemerintah menganggap
persoalan tersebut tidak ada?! Ini benar-benar memprihatinkan. Padahal,
56,94 persen struktur PDB kita disumbang oleh konsumsi masyarakat. Isu
ini vital sekali.
Tutupnya sejumlah pusat perbelanjaan, gerai ritel, mal, dan toko tak
bisa disangkal sebagai disebabkan oleh masyarakat kini lebih senang belaja
online daripada offline. Sebab, transaksi e-commerce itu porsinya baru satu
persen saja dari total transaksi ritel nasional. Porsinya belum signifikan.
Melalui sejumlah pernyataan, sejak lama saya sebenarnya telah
mengingatkan pemerintah bahwa dalam jangka pendek, persoalan
ekonomi utama yang harusnya diselesaikan pemerintah adalah soal daya
beli masyarakat. Baru, dalam jangka panjang, pemerintah membenahi
kemampuan produksi nasional. Berikutnya baru infrastruktur. Sebab,
infrastruktur bisa menggerakkan ekonomi hanya ketika daya beli masyarakat
telah pulih, dan kita berhasil menghentikan laju deindustrialisasi, dan
bukan sebaliknya.
Kebijakan fiskal yang ketat dalam tiga tahun terakhir tidak bagus
bagi pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat. Seharusnya anggaran
negara diprioritaskan untuk merangsang kegiatan ekonomi masyarakat
dan memecahkan persoalan mendesak jangka pendek. Tidak seharusnya
di tengah-tengah keterbatasan anggaran dan penerimaan negara,
142 KATA FADLI