Page 144 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 144

JUNGKIR BALIK  BAB VI
                                                                    EKONOMI POLITIK




                 meminta Pertamina untuk mengakuisisi  Perusahaan  Gas Negara  (PGN).
                 Itu sudah jadi kontroversi dalam dua tahun terakhir, karena banyak sekali
                 keanehan dalam rencana itu.
                      Pertamina adalah perusahaan negara yang seratus persen sahamnya
                 dimiliki pemerintah, sementara PGN adalah BUMN yang sudah go public
                 dan sebagian sahamnya dimiliki asing. Sebelum Pertamina mengakuisisi
                 PGN, sebelumnya PGN akan mengakuisisi terlebih dahulu Pertagas,
                 anak perusahaan Pertamina yang  core business-nya sama dengan PGN.
                 Kerumitan  itulah  yang  selama  ini  disebut  oleh  Menteri  BUMN  sebagai
                 usaha untuk membangun holding BUMN migas. Ada banyak hal yang ganjil
                 terkait rencana itu. Dan semua keganjilan itu kini ingin diloloskan dari
                 pengawasan dan kontrol DPR melalui penerbitan PP No. 72/2016. Ini tidak
                 boleh dibiarkan.
                      Perlu penjelasan dari pemerintah mengenai hal ini. Supaya tidak
                 ada yang ditutup-tutupi, semua harus diteliti dan didalami, agar jelas
                 duduk perkaranya. Jangan sampai kekayaan negara kita, baik yang berupa
                 kekayaan alam, maupun BUMN, sedikit demi sedikit kemudian tidak lagi
                 berada dalam penguasaan dan kontrol negara karena aksi yang gegabah
                 dari Kementerian BUMN. Sudah cukup kasus lepasnya Indosat dulu, jangan
                 lagi kebodohan serupa kini diulangi lagi.



                                                       Jakarta, 13 Januari 2017


























                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  137
                                                                         DARI SENAYAN
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149