Page 139 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 139

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                                                (4)


                                      PENAMAAN PULAU
                                 TAK BOLEH DISERAHKAN
                                  PADA INVESTOR ASING


               R           ENCANA  pemerintah untuk menyerahkan pengelolaan


                           dan penamaan ribuan pulau kecil tak bernama yang  ada di
                           Indonesia kepada pihak asing harus kita kritik. Sesudah isu
                           gelombang tenaga kerja asing menjadi sorotan publik dalam
                           dua tahun terakhir, seharusnya pemerintah memperbaiki
                 cara komunikasi dalam menyampaikan kebijakan. Saya menilai, di luar
                 soal substansi, cara pemerintah mengutarakan rencana tersebut telah
                 mengabaikan harga diri kita sebagai bangsa.
                      Secara  substantif,  kita  memang  terbuka  terhadap  investasi  asing
                 di berbagai sektor yang diizinkan oleh undang-undang, termasuk sektor
                 pariwisata.  Namun,  menyerahkan  pemberian  nama-nama  pulau  kepada
                 pihak asing sebagai bagian dari iming-iming investasi bukanlah hal yang
                 bijak. Bayangkan kalau pulau itu dinamakan nama-nama yang tak pantas
                 seperti pulau Hitler atau pulau Escobar.
                      Lagi pula, kalau kita baca UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan
                 Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, kita tak mengenal hak pengelolaan
                 pulau. UU itu hanya mengenal Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP-3),
                 yaitu hak pengelolaan atas bagian-bagian tertentu dari perairan pesisir
                 untuk usaha kelautan dan perikanan, serta usaha yang berkaitan dengan
                 pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil, baik yang berada
                 di atas permukaan laut maupun permukaan dasar laut.
                      Masalahnya, hak itupun sudah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi
                 pada tahun 2010, melalui Putusan Nomor 3/PUU-VIII/2010.  Jadi, HP-3
                 dianggap oleh MK sebagai bertentangan dengan konstitusi, karena
                 mekanisme HP-3 dinilai telah mengurangi hak penguasaan negara atas
                 pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Itu sebabnya kemudian





                132 KATA FADLI
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144