Page 156 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 156

JUNGKIR BALIK  BAB VI
                                                                    EKONOMI POLITIK




                                               (10)

                                PERNYATAAN PEMERINTAH
                       TERKAIT EKONOMI KIAN TAK KREDIBEL


               P           ERTEMUAN  Tahunan IMF-Bank Dunia telah resmi ditutup



                           pada hari Minggu, 14 Oktober 2018. Saya ingin memberi catatan
                           kritis terhadap hasil pertemuan di Bali yang telah menghabiskan
                           anggaran mahal tersebut.
                                Dari awal saya menilai pertemuan itu  tak banyak
                 manfaatnya bagi perekonomian kita. Saya, misalnya, membaca di Majalah
                 Tempo pemerintah alokasikan Rp2 triliun untuk menambah lahan parkir
                 pesawat VIP di Bandara Ngurah Rai untuk acara IMF dan World Bank
                 kemarin. Itu kan proyek mubazir, karena utilisasinya pasca-acara sangatlah
                 kecil.

                      Kenapa pesawat-pesawat pribadi milik tamu kemarin tak diparkir di
                 bandara terdekat lain? Sebab, pada saat bersamaan anggaran APBN tahun
                 2018 untuk Badan Informasi Geospasial yang memelihara tide sensor,
                 serta BMKG yang memelihara tsunami sensor, masing-masing kurang
                 dari Rp1 triliun. Itu menunjukkan di tengah anggaran negara yang terbatas
                 pemerintah sebenarnya telah gagal menempatkan skala prioritas.
                      Dari sisi manfaat, saya juga tak melihat acara kemarin punya efek
                 positif  bagi perekonomian  kita. Apakah  sesudah pertemuan  kemarin
                 depresiasi rupiah jadi tertahan? Kan tidak. Rupiah tetap melemah. Jangan
                 lupa, di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo ini, nilai tukar rupiah
                 telah mencapai level terendah dalam dua puluh tahun terakhir.
                      Sebagai tuan rumah, Indonesia juga tak bisa mengajukan resolusi
                 yang menguntungkan atas situasi ekonomi global saat ini. Pidato Presiden
                 Joko Widodo kemarin, yang menyatakan, “Kami bergantung pada Bapak/
                 Ibu semuanya, para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk
                 menjaga komitmen kerja sama global,” sama sekali tak menunjukkan
                 wibawa. Sebagai tuan rumah, Indonesia mestinya bisa menyampaikan
                 masukan yang signifikan ataupun kritik yang berarti terhadap IMF.




                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  149
                                                                         DARI SENAYAN
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161