Page 167 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 167
Dr. Fadli Zon, M.Sc
(3)
KRISIS UTANG BUMN
PASTI BERIMBAS PADA APBN
ELONJAKNYA utang BUMN hingga Rp1.300 triliun dalam
empat tahun terakhir, menurut saya telah membuat BUMN
kita berada di ambang krisis utang yang serius. Untuk
menyeimbangkan neraca keuangan, sejumlah BUMN,
Mterutama yang bergerak di bidang energi dan infrastruktur,
terancam harus menghentikan investasi dalam lima tahun ke depan.
Satu per satu masalah yang ditanam oleh rezim berkuasa saat ini
mulai meletus menjadi ancaman. Kita sudah mengingatkan dari awal
bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan saat perekonomian
sedang lesu dan negara tak punya uang sangatlah berbahaya. Tapi Presiden
berdalih bahwa pembangunan infrastruktur tak akan membebani APBN.
Kini kita bisa sama-sama melihat bahwa dalih tersebut tidaklah
benar. Pada kenyataannya pembangunan tadi telah dibiayai oleh utang
BUMN yang risikonya pasti kembali lagi ke APBN.
Sebagai gambaran, saat ini total utang BUMN mencapai Rp4.825
trliun, atau naik Rp1.337 triliun dibandingkan catatan utang tahun 2014
yang sebesar Rp3.488 triliun. Kalau kita perhatikan data-data mengenai
utang Indonesia, lonjakan utang sektor publik terjadi sejak tahun 2014
memang terutama disebabkan lonjakan utang BUMN.
Ada dua masalah fatal terkait utang BUMN tersebut. Pertama,
sebagian besar utang itu merupakan utang jangka pendek. Ini kan
berbahaya, sebab situasi perekonomian, baik global maupun domestik,
sedang mengalami kontraksi! Kedua, dari data yang saya pegang, sekitar
60 persen utang tersebut berbentuk valuta asing yang rentan terhadap
fluktuasi nilai tukar Rupiah. Jika nilai tukar Rupiah melemah, BUMN tentu
akan semakin berdarah-darah.
Meski total aset BUMN naik menjadi Rp7.212 triliun pada akhir 2017,
dengan angka utang Rp4.825 triliun, rasio utang BUMN sudah mencapai 67
162 KATA FADLI