Page 292 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 292

AGRARIA
                                                                      & PERHUTANAN   BAB XIII
                                                                           SOSIA



                                                 (1)

                                       PP NO. 103/2015
                           ADALAH ANCAMAN BAGI AGENDA
                                     REFORMA AGRARIA




                             ITERBITKANNYA  Peraturan Pemerintah (PP) No. 103
                             Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau
                             Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia
                             oleh pemerintah pada 22 Desember 2015 lalu menurut saya
               Dmerupakan sebuah kemunduran sekaligus ancaman bagi
                 agenda reforma agraria. Pemerintah terlalu kalap mengejar pertumbuhan
                 ekonomi sehingga mengabaikan pengambilan kebijakan yang logis,
                 sinkron, dan memiliki horison pemikiran jangka panjang.

                      Bagaimana bisa pemerintah memberikan hak pakai kepemilikan
                 properti bagi orang asing hingga 80 tahun?! Kalau kita periksa peraturan
                 perundangan yang lain, dalam Peraturan Pemerintah No. 40/1996, Hak
                 Pakai, baik di atas tanah negara maupun di atas tanah hak milik pribadi,
                 itu hanya diberikan maksimal 25 tahun saja. Begitu juga dalam Undang-
                 undang No. 25/2007 tentang Penanaman Modal, hak pakai hanya diberikan
                 maksimal 70 tahun. Lalu, bagaimana bisa kepemilikan properti pribadi oleh
                 orang asing lantas diberi hak yang lebih lama daripada hak pakai untuk
                 keperluan investasi asing?! Saya benar-benar tidak habis pikir.
                      Kita paham bahwa seharusnya investasi itu dibiayai oleh tabungan
                 dalam negeri. Dan sementara tabungan dalam negeri kita masih terlalu
                 kecil, sehingga belum bisa digunakan untuk investasi, serta di sisi lain jumlah
                 utang kita juga sudah terlalu banyak, kita memang membutuhkan investasi
                 asing untuk memenuhi kebutuhan likuiditas pembangunan. Namun itu
                 tidak kemudian berarti kita harus mengobral regulasi sedemikian rupa
                 untuk mendatangkan dan memfasilitasi investasi tersebut. Itu namanya
                 sudah menjual Indonesia!
                      Apalagi,  PP  No.  103/2015  tidak  membatasi  bahwa  hak  pakai  itu





                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  301
                                                                         DARI SENAYAN
   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297