Page 389 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 389
MENIMBANG BAB XVIII
SEJARAH
(2)
BEBERAPA PELAJARAN
DARI PERISTIWA SUPERSEMAR
ETIAP kali mampir di tanggal 11 Maret, kontroversi mengenai
Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) selalu terjadi
di tanah air. Menurut saya, perdebatan mengenai naskah
Supersemar, seperti terus-menerus mempersoalkan
Skeberadaan naskah asli, isi, dan sejenisnya, hanya produktif
jika dilakukan oleh kalangan sejarawan. Bagi dunia politik, atau masyarakat
luas, kontroversi Supersemar sebaiknya dilihat dengan cara lain.
Secara politik, sebenarnya ada tiga pelajaran aktual yang bisa dipetik
dari peristiwa Supersemar. Pertama, kekuasaan harus terus-menerus
dikontrol dan diremajakan. Jika tidak, maka rentan terjadi penyimpangan
dan penyelewengan. Apa yang terjadi pada masa Orde Lama dan Orde Baru
mengajarkan pada kita bahwa kekuasaan yang tidak dikontrol dengan baik
pada akhirnya akan berakhir pada krisis dan kemelut sosial. Beruntung
kita bisa mengakhiri siklus itu melalui Reformasi, sehingga peralihan
kekuasaan kini bisa berlangsung secara rutin.
Kedua, pemerintah harus konsisten dengan dasar negara dan
konstitusi, sehingga keberadaan organisasi massa atau organisasi
politik yang tidak sesuai dengan keduanya, juga perundang-undangan
yang berlaku, tidak bisa ditolerir, meskipun untuk periode tertentu
keberadaannya menguntungkan kekuasaan. Inkonsistensi pemerintah
terkait dengan hal ini sangat rentan melahirkan konflik horisontal di
tengah masyarakat, sebagaimana yang pernah terjadi di tahun 1965. Konflik
yang kemudian tak bisa diselesaikan oleh pemerintah itu belakangan telah
melahirkan proses peralihan kekuasaan yang melahirkan kontroversi. Kita
tentu tidak ingin hal semacam itu terjadi lagi.
Ketiga, arsip kenegaraan adalah hal penting yang tidak boleh
disepelekan. Dari arsip-arsip itulah generasi yang akan datang bisa belajar
CATATAN-CATATAN KRITIS 409
DARI SENAYAN