Page 392 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 392

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                                                (3)

                                 JANGAN TARIK MUNDUR
                         SEMANGAT KEBANGKITAN NASIONAL





                            EJAK  1948, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan
                            Nasional. Menurut saya, ditetapkannya tanggal 20 Mei
                            sebagai  Hari  Kebangkitan  Nasional  oleh  Presiden  Soekarno
                            sangat erat kaitannya dengan tujuan membangkitkan kembali
                Ssemangat persatuan di tengah iklim perpecahan bangsa yang
                 sedang mengancam pada waktu itu. Karena itu, di tengah situasi hampir
                 serupa yang berlangsung belakangan ini, penting sekali bagi kita untuk
                 menghadirkan kembali semangat itu.
                      Pada 1948, situasi politik di tanah air juga memanas. Belanda ingin
                 kembali berkuasa, sementara di internal kita terjadi perpecahan ideologi
                 yang  sengit,  terutama  terhadap  golongan  kiri.  Jatuhnya Kabinet  Amir
                 Sjarifuddin dan naiknya Kabinet Hatta telah melahirkan perseteruan di
                 antara partai-partai politik. Di kalangan militer juga terjadi perpecahan,
                 yang ditandai oleh aksi saling culik antarkesatuan.

                      Untuk  mendorong terjadinya rekonsiliasi,  Bung  Karno kemudian
                 menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, yang
                 kemudian diperingati dengan berbagai pawai dan kegiatan bersama yang
                 diikuti oleh golongan-golongan yang sedang berseteru. Tujuannya supaya
                 tak terjadi perpecahan yang bisa mengancam keutuhan bangsa.
                      Meski di kalangan sejarawan masih menuai kontroversi, menurut
                 saya pemilihan tanggal kelahiran Boedi Oetomo sebagai Hari Kebangkitan
                 Nasional punya makna historis yang penting. Nasionalisme keindonesiaan
                 kita secara historis memang lahir secara gradual, dimulai dari etno-
                 nasionalisme dan Islam. Kelompok etnonasionalisme diwakili antara lain
                 oleh organisasi seperti Boedi Oetomo. Sementara nasionalisme relijius
                 dipelopori organisasi Islam, seperti Syarikat Islam.  Baru kemudian pada
                 tahun 1920-an menggumpal menjadi Nasionalisme Indonesia, sebagaimana




                412 KATA FADLI
   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396   397