Page 397 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 397
MENIMBANG BAB XVIII
SEJARAH
Masalahnya, setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir, berbagai
data menyebutkan jika pertumbuhan ekonomi kita sebenarnya hanya
menguntungkan 20 persen warga terkaya saja, di mana 80 persen sisanya,
yang mencakup sekitar 205 juta penduduk, tetap tertinggal di belakang.
Pertumbuhan pendapatan 10% orang terkaya Indonesia tiga kali lipat lebih
cepat ketimbang pertumbuhan 40% warga termiskin.
Itu sebabnya, dalam rentang 2013 hingga 2015 yang lalu, angka
koefisien gini kita mencapai 0,41, sebuah rekor ketimpangan tertinggi
sepanjang sejarah. Tahun ini, angka koefisien gini kita memang turun
ke angka 0,39, tapi karena kelas menengah menurun income dan
konsumsinya. Itu bukan realitas yang bagus.
Sehingga, bagi pemerintah tema peringatan Hari Sumpah Pemuda
seharusnya bukanlah “Berani Bersatu”, tapi ‘berani adil’ dan ‘berani
mengatasi ketimpangan’.
Satu lagi, perbedaan suku, agama, ras dan lainnya selalu menjadi
kekuatan di tangan pemimpin yang kuat dan adil. Tapi hal itu bisa jadi
ancaman di tangan pemimpin yang lemah dan tak adil.
Jakarta, 28 Oktober 2017
CATATAN-CATATAN KRITIS 417
DARI SENAYAN