Page 394 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 394
Dr. Fadli Zon, M.Sc
(4)
EMPAT PATUNG,
SATU PESAN PERSATUAN
DI HARI KEMERDEKAAN
NTUK memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia ke-72, hari ini, Selasa, 15 Agustus 2017,
saya meresmikan patung “The Founding Fathers” (Pendiri
Republik) karya pematung terkemuka Bambang Win, di
URumah Budaya Fadli Zon, Padang Panjang, Sumatera Barat.
Patung The Founding Fathers ini terdiri empat buah patung penuh badan
para Bapak Republik, yaitu Tan Malaka, Soekarno, Mohammad Hatta, dan
Sutan Sjahrir. Keempat patung tersebut dibuat dalam pose sedang duduk
berbincang.
Patung-patung ini sengaja dibuat sebagai medium untuk
mendekatkan kita kepada para pendiri bangsa, sekaligus tentu saja
untuk mendekatkan pada narasi sejarah yang melatarbelakanginya.
Ide pembuatan patung ini berasal dari saya, sementara pengerjaannya
dilakukan oleh Saudara Bambang Win.
Menurut saya, sebagaimana halnya karya fotografi dan lukisan,
patung bisa jadi medium yang efektif untuk menceritakan kembali sejarah.
Apalagi pose patung-patung ini dibuat berdasarkan adegan nyata. Pose
Bung Karno, Hatta dan Sjahrir berasal dari sebuah arsip foto milik IPPHOS,
saat ketiganya sedang duduk bersama di kursi rotan panjang, di Jakarta,
1946. Demikian juga pose Tan Malaka.
Memang, keempat tokoh ini tak pernah terekam duduk dalam
satu tempat, namun patung-patung ini sengaja dibuat seolah berada
dalam tempat yang sama untuk mengirimkan pesan bahwa Republik ini
dulu dibangun oleh dialog dan kerja sama. Meski para pendiri bangsa
kita berasal dari berbagai ideologi dan keyakinan, namun dalam gagasan
keindonesiaan mereka bisa bersatu dan keluar dari cangkang keyakinannya
414 KATA FADLI