Page 409 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 409
MENIMBANG BAB XVIII
SEJARAH
(10)
SUMPAH PEMUDA
DAN ASPIRASI POLITIK
GENERASI MILENIAL
P ERINGATAN Peringatan Hari Sumpah Pemuda mestinya
mengingatkan kita jika kesadaran atas kebhinekaan telah
tertanam sejak lama, sehingga kita tak perlu terjebak kembali
pada rasa saling curiga atas nama SARA (Suku, Agama,
Ras, Antargolongan). Sumpah Pemuda bisa disebut sebagai
Proklamasi Kebangsaan, sebuah pernyataan di mana seluruh anak bangsa
mengikrarkan dirinya menjadi satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Sejak
itu, segala sekat kesukubangsaan yang semula menubuh, misalnya, dalam
Jong Java, Jong Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong
Ambon, Jong Minahasa, dan lain-lainnya, seluruhnya kemudian melebur,
mengikatkan diri menjadi bangsa Indonesia.
Itulah pencapaian luar biasa Tweede Indonesisch Jeugd-Congres,
atau Kongres Pemuda Indonesia II. ‘Poetoessan Congres Pemoeda
Indonesia’, yang di dalamnya berisi ikrar Sumpah Pemuda, merupakan
fondasi atas proklamasi kedua yang terjadi 17 tahun sesudahnya, yaitu
Proklamasi Kemerdekaan. Jadi, jika Sumpah Pemuda bisa kita sebut
sebagai Proklamasi Kebangsaan, maka Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah
Proklamasi Kemerdekaan, yang menandai lahirnya negara merdeka
bernama Indonesia.
Sejak lama kita telah menyadari jika Indonesia adalah sebuah
bangsa (nation) sekaligus negara (state) yang dibentuk oleh kebudayaan-
ibu (mother culture) yang heterogen. Itulah cermin kebangsaan kita yang
bhineka. Dan Sumpah Pemuda, selain Proklamasi 1945, merupakan cermin
dari tekad menjadi ‘tunggal ika’; bahwa meskipun kita memiliki latar
belakang yang berbeda-beda, namun Indonesia merupakan komitmen
bersama yang harus dijaga.
Itu sebabnya, sesudah 90 tahun peristiwa Sumpah Pemuda berlalu,
CATATAN-CATATAN KRITIS 429
DARI SENAYAN