Page 407 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 407
MENIMBANG BAB XVIII
SEJARAH
(9)
MOSI INTEGRAL NATSIR
PANTAS DIJADIKAN
HARI BESAR NASIONAL
OSI Integral Natsir yang disampaikan di depan Parlemen
pada 3 April 1950, menurut saya layak diperingati sebagai
Hari Besar Nasional. Mosi itu bahkan bisa disebut sebagai
Proklamasi Indonesia yang kedua kalinya, sesudah
MProklamasi tanggal 17 Agustus 1945.
Sesudah Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag tahun 1949,
Indonesia dipaksa menjadi negara serikat. Tetapi hampir semua pihak
di tanah air tidak menyukai hasil KMB. Kenyataan itu kemudian telah
menimbulkan sejumlah pergolakan di daerah-daerah.
Di sejumlah daerah muncul demonstrasi dan petisi menolak negara
federal dan mendukung negara kesatuan. Itu terjadi hanya berselang hari
sejak Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk pada 27 Desember 1949.
Sejak saat itu wilayah Republik Indonesia hanya tinggal Yogyakarta dan
sekitarnya, dengan Presiden Mr. Asaat. Sementara daerah lainnya dipecah-
pecah oleh Van Mook menjadi negara-negara bagian yang kecil-kecil,
seperti Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara
Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, Negara Indonesia Timur,
Negara Borneo Timur, dan Negara Dayak Besar. Dengan cara itu, Belanda
jadi leluasa untuk kembali mengangkangi Indonesia.
Hal ini telah menggelisahkan Mohammad Natsir, Ketua Partai
Masyumi. Ia bahkan menolak melanjutkan jabatannya sebagai Menteri
Penerangan. Natsir melihat jika krisis itu tak segera diatasi maka Indonesia
bisa terancam. Sebagai Ketua Fraksi Masyumi ia berusaha mencari jalan
keluar dengan menemui para pemimpin partai politik yang ada di parlemen,
termasuk berkeliling ke daerah-daerah menemui para pemimpin negara
bagian.
CATATAN-CATATAN KRITIS 427
DARI SENAYAN