Page 404 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 404
Dr. Fadli Zon, M.Sc
hutan. Ia terus meminta agar Sumitro mengasingkan diri ke luar negeri,
sebab dengan berada di luar negeri Sumitro dianggap akan lebih bisa
membantu perjuangan PRRI/Permesta. Sesudah dibujuk berkali-kali,
Sumitro akhirnya luluh. Dengan diantar Sumual, dari Tasuka, sebuah
daerah di tepi danau Tondano, Sumitro kemudian menyingkir dengan
pesawat Catalina (hal. 503). Cerita dan kesaksian Sumual itu dengan jelas
menunjukkan bahwa Sumitro bukanlah seorang pengecut.
Sumitro meninggalkan Jawa untuk berjuang menuntut keadilan
hubungan pusat-daerah sekaligus menegur Presiden Soekarno yang
terlalu dekat pada PKI. Saat menjadi menteri, baik pada masa Soekarno
maupun Orde Baru, ia tak pernah memperkaya diri maupun keluarganya.
Ia bahkan melarang keras anak-anaknya untuk berbisnis saat dirinya masih
menjadi pejabat pemerintah.
Baik di kalangan kawan-kawan maupun lawan-lawan politiknya,
Sumitro dianggap sebagai orang yang konsisten dengan prinsipnya. Itu
sebabnya, menyamakan “hilangnya” Sumitro dalam gerakan PRRI dengan
menghilangnya para tersangka korupsi adalah sebuah penghinaan. Ini
sekali lagi merupakan reproduksi propaganda PKI di jaman now oleh
orang-orang tak bertanggung jawab. Sumitro adalah seorang yang kokoh
antikomunis (anti-PKI) dan dekat tokoh-tokoh Partai Masyumi—partai
Islam terbesar waktu itu—yang berhaluan sama, yaitu Mohammad Natsir,
Mr. Mohammad Roem, Prawoto Mangkusasmito, Kasman Singodimedjo,
dan lain-lain. Atas hasutan PKI, kedua partai ini kemudian dibubarkan
oleh Soekarno secara sepihak tahun 1960, dan para tokohnya dipenjarakan
dengan tuduhan makar tanpa bukti dan tanpa proses hukum.
Jakarta, 20 November 2017
424 KATA FADLI