Page 201 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 201
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
dari masyarakat pribumi yang masih bergabung dalam gambaran
masyarakat lama yang berprinsip gotong royong, harmonis, dan tolong
menolong. Hal itu dipandang lebih lanjut sebagai sesuatu yang tidak
lazim dengan cara-cara dasar barat yang dominan dan konfrontatif
dengan pengertian individualisme kasar, dengan prinsip yang bertahan
hidup adalah yang paling kuat. 424
Pemikiran lebih moderat menyatakan bahwa suatu otonomi di
Hindia Belanda akan meningkatkan Rijkseednheid dengan menerima
Indonesia dalam suatu ikatan yang longgar bersama Belanda. Fraksi
Nasional kemudian menentang dan belum memastikan sikap. Paham
etis kemudian dianggap sebagai dogma. Sejarah kolonial penuh dengan
dogma-dogma ini, antara lain sistem tanam paksa, diikuti dengan
buruh bebas, kemudian lagi dengan sistem sanksi hukuman (poenale
sanctie). Semua sistem ini diadakan untuk kepentingan masyarakat,
seperti juga ekspedisi hongi di masa lampau dan penyerahan tenaga
kerja kepada perusahaan swasta, serta komunitas tanpa bayaran
apapun. Kreasi terbaru dari persemaian dogma ini muncul dari Dr.
Colijn mengenai Rijkseenheid, yaitu suatu kesatuan imperium, slogan
yang siap diterapkan oleh VC. Hal ini kemudian menjadi tidak biasa,
bahwa kepentingan antara para majikan dengan VC begitu bersatu.
Akan tetapi, mengapa membuat gembar gembor Rijkseenheid ketika
elemen-elemen untuk itu begitu kurangnya. Semua pernyataan yang
dapat dilihat dan yang tidak dapat dilihat dari kedua negeri ditolak
Pemikiran oleh rakyat. Ras, budaya, bahasa, idealisme, dan ekonomi mereka,
lebih moderat keseluruhannya adalah sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya.
menyatakan bahwa Di luar itu semua, dogma Rijkseenheid menjadi nyaring didengungkan
suatu otonomi di sampai ke puncaknya dan mempermainkan banyak orang. Untuk
Hindia Belanda sementara, banyak kerugian dilindungi oleh Rijkseenheid. Pembatasan
kuota dipaksakan terhadap penduduk yang telah dimiskinkan dengan
akan meningkatkan daya tarik Rijkseenheid. VC menyebarluaskan persiapan pertahanan
Rijkseednheid intensif juga dengan ajakan Rijkseenheid.
dengan menerima Maka dari itu kepentingan mana yang perlu dipertahankan
Indonesia dalam dan dilindungi oleh masyarakat pribumi, karena Secara de facto, hal
itu tergantung pada orang Hindia Belanda untuk membayar harga
suatu ikatan yang sebagai konsekuensi kepercayaan terhadap Rijkseenheid. Jadi, petunjuk
longgar bersama yang ruwet dan bertentangan tidak akan menolong, sebab hanya
Belanda. membuang-buang waktu jika berbicara terlalu banyak tentang itu.
Pernyataan Belanda bahwa mereka memberikan pengorbanan ekonomi
424 Handelingen Volksraad 1934-1935, hlm. 125
dpr.go.id 198
A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd 198 11/18/19 4:50 AM