Page 205 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 205

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         1)   Kemiskinan penduduk merupakan bagian paling
                                                            memprihatinkan selama krisis;
                                                         2)  Kepentingan penduduk yang luas diletakkan di bawah
                                                            kepentingan kapitalisme kolonial;
                                                         3)  Ketiadaan atau kurangnya program kesejahteraan yang
                                                            disediakan pemerintah untuk mengatasi pemiskinan rakyat;
                                                         4)  Oleh karena itu, bagian politik ekonomi ini telah gagal dan
                                                            harus ditinjau ulang.
                                                         Lebih lanjut, Pemerintah Kolonial dengan acak menggunakan
                     Mereka berharap               pasal-pasal hukum pidana, dan dengan cepat menghubungkan kata-

                 bahwa proses taktik               kata seperti Indonesia Merdeka dengan pengertian bahwa suatu hari
                        mereka sendiri             orang Eropa akan di dorong kelaut, bom-bom akan dilemparkan,

                  terhadap masalah-                orang-orang Eropa akan tewas terbunuh, dan banyak omong kosong
                                                   lainnya. Perwakilan Fraksi Nasional di Volksraad dan Gedelegeerden
                   masalah yang kini               berusaha menghidupkan dewan itu dari keadaan kemandegan

                        muncul di Asia             politis selama bertahun-tahun sebagai akibat dari krisis ekonomi
                    akan mendorong                 yang berat. Mereka berharap bahwa proses taktik mereka sendiri

                   pemerintah untuk                terhadap masalah-masalah yang kini muncul di Asia akan mendorong
                melibatkan pihaknya                pemerintah untuk melibatkan pihaknya agar mampu bertindak dengan
                                                   lebih konstruktif. Fraksi Nasional bertahan pada taktiknya dengan tetap
                          agar mampu               menantang dan mengejar posisi moral pemerintah agar setidaknya
                    bertindak dengan               dapat lebih terakomodasi. Tetapi, mereka yang berpaham asosiasi lain

                      lebih konstruktif.           dan agak kurang bersifat revolusioner memilih pendekatan gradualis.
                                                   Dengan cara ini, kelompok moderat konservatif dapat menunjukan
                                                   rasa realisme yang lebih besar di muka dewan. Salah satu momentum
                                                   kemunculan pertama kelompok moderat ini adalah dengan tampilnya
                                                   Sutarjo Kartohardikusumo, Ketua Perhimpunan Pegawai Bestuur
                                                   Bumiputra (PPBB), sebagai penandatangan utama petisi. Ia merupakan
                                                   sosok yang loyal, atau mungkin dapat dikatakan “jinak”, dengan
                                                   jabatannya sebagai seorang pangreh praja Jawa. 436
                                                         Petisi tersebut dinamai sesuai dengan namanya, yaitu “Petisi
                                                   Sutarjo”, yang kemudian ditandatangani oleh I.J. Kasimo, Ratu Langie,
                                                   Lanjumin gelar Datu Tumenggung, Mr. Ko Kwat Tiong, dan Said
                                                   Abdullah bin Salim Alatas. Semuanya penandatangan relatif berada
                                                   di luar Fraksi Nasional di Volksraad. Lanjumin adalah sekretaris dari
                                                   PPBB yang merupakan bangsawan asal Minangkabau, sementara
                                                   Kasimo mewakili Perkumpulan Politik Katholiek di Indonesia (PPKI),
                                                   Mr. Ko Kwat Tiong mewakili Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang

                                                   436  Volksraad zittingsjaar 1936-1937, Onderwerp, 26 Stuk 1. Perhimpoenan 1937, hlm. 16




                                       dpr.go.id   202





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   202                                                               11/18/19   4:50 AM
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210