Page 202 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 202
Volk sr aad PERIODE 1931 – 1942
yang sama beratnya dengan Hindia Belanda pun cuma omong kosong
belaka, sepanjang orang menolak melakukan pemeriksaan profesional
tentang itu. Statistik semacam itu akan menyelesaikan selisih pendapat
yang ada. Statistik kini ditolak dengan ajakan Rijkseenheid. Slogan
Rijkseenheid hanyalah sebuah dogma yang dibuat untuk meramaikan
Hindia Belanda, sama seperti dogma-dogma sebelumnya yang disajikan
dalam bentuk kebijakan. 425
Isu tentang kepemilikan tanah oleh golongan Indo-Eropa
dikedepankan kembali pada 14 Juli 1936 dengan adanya edaran
Rapport van de Commissie coor het grondbezeit van Indo European.
Pernyataan Belanda Secara umum, terbukti bahwa sepetak tanah untuk hidup, berkebun,
bahwa mereka dan beternak bagi orang Indo yang miskin perlu dialokasikan. Hal ini
memberikan bisa dilakukan tanpa meninggalkan kerusakan yang tidak perlu, serta
pengorbanan menggerogoti hak tanah yang telah diatur bagi penduduk pribumi.
Dari rekomendasi ini, hak tanah hanya diberikan kepada orang Indo-
ekonomi yang sama Eropa yang status sosial dan ekonominya sama dengan saudara
beratnya dengan pribumi mereka. Isu tersebut dimuat dalam dua kubu pers, dan
426
Hindia Belanda juga disinggung dalam debat anggaran pada tahun 1937, di Volksraad
pun cuma omong periode sidang Juli/Agustus 1936. Akan tetapi, kaum Indo tetap akan
sangat terdorong untuk dapat diterima oleh lapisan pihak kolonial.
kosong belaka, Pada 13 Juli 1935, Fraksi Nasional mendesak IEV untuk berhenti menjadi
alat pemerintah dalam melakukan politik devide et impera. Tuntutannya
ialah, pimpinan IEV harus mempertimbangkan identifikasi sepenuhnya
dengan bangsa Indonesia agar dapat meletakan dasar bersama untuk
persatuan nasional. Visi ini bukan sekedar utopia karena negara seperti
Amerika Serikat, Rusia, dan Swiss secara nasional menjadi bersatu dan
bukan didasarkan pada pembedaan rasial masyarakat mereka, tetapi
karena keinginan untuk segera mengakhiri cara yang ditempuhnya
selama ini. 427
Di pihak lain, Fraksi Nasional dan IEV sering bersama ketika
keduanya beroposisi terhadap pemerintah, misalnya tentang
konsesi lama dan baru untuk tambang timah, minyak, dan bijih besi.
Perusahaan-perusaan tambang itu dipandang merugikan kepentingan
Hindia Belanda yang menyebabkan negeri kita selalu dalam keadaan
harus dipulihkan. 428 Pada 30 Juli 1936, pemimpin IEV, De Hoog,
berusaha memperpanjang diskusi tentang penemuan Komisi Spit.
425 Handelingen Volksraad 1936-1937, hlm. 146-147 dan 151
426 Pemandangan, 24 Mei 1937
427 Handelingan Volksraad 1935-1936, hlm. 181-182
428 Handelingen Volksraad 1938-1939, hlm. 1382
199
A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd 199 11/18/19 4:50 AM