Page 311 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 311

Chuo S angi-In 1942 – 1945



                                                   dilakukan pengibaran bendera Hinomaru oleh Mr. A.G. Pringgodigdo,
                                                   yang kemudian disusul dengan pengibaran bendera “Sang Merah Putih”
                                                   oleh Toyohido Masuda.
                                                         Pada sidang pertama tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, sebagian
                                                   besar anggota Indonesia menekankan pendapatnya mengenai masalah
                                                   kemerdekaan yang akan datang. Muhammad Yamin dan Soekarno
                                                   terdapat di antara para pembicara yang mengusulkan lima dasar
                                                   falsafah negara, yang kemudian dikenal sebagai Pancasila. Lalu, sidang
                                                   kedua di tanggal 10–16 Juli 1945 membicarakan berbagai masalah,
                                                   antara lain bentuk negara dan struktur pemerintahan. Semua berjalan
                               Resolusi            tanpa campur tangan Jepang. Hanya saja batas wilayah negara yang

                       yang kedua ini              akan  dibentuk  tetap berada  di  dalam  Lingkungan  Kemakmuran
                       didorong oleh               Bersama Asia Timur Raya.
                                                         Sebelum BPUPKI dibentuk, pada tanggal 16–18 Mei 1945
                ketidaksabaran para                telah diadakan kongres pemuda seluruh Jawa di Bandung yang
                      pemuda dalam                 diselenggarakan atas sponsor Angkatan Muda Indonesia yang

                  menanti janji-janji              dibentuk oleh Jepang pada pertengahan tahun 1944. Acara kongres
                  Jepang yang tidak                ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang resmi dengan pidato-pidato

                         kunjung tiba.             sambutan dari orang Jepang, dan yang tidak resmi yang disambung
                                                   dengan perdebatan antara para utusan. Acara yang tidak resmi ini
                                                   mempertegas solidaritas antara mereka.
                                                         Kongres ini menghasilkan dua resolusi.  Pertama, semua
                                                   perkumpulan di Indonesia harus dipersatukan dan bernaung di bawah
                                                   satu pimpinan; Kedua, kemerdekaan Indonesia harus direalisasikan
                                                   secepatnya. Resolusi yang kedua ini didorong oleh ketidaksabaran
                                                   para pemuda dalam menanti janji-janji Jepang yang tidak kunjung
                                                   tiba. Sementara itu di akhir bulan April 1945, Jawa Hokokai
                                                   mengorganisasikan latihan gerilya bagi penduduk Jawa dengan slogan
                                                   “merdeka  atau  mati”.  Latihan  ini  dipercayakan  kepada  kelompok
                                                   nasionalis yang dipilih secara teliti, yang kemudian disebarkan ke
                                                   seluruh pelosok di Jawa.
                                                         Pada tanggal 18 Juni 1945, untuk terakhir kalinya dalam masa
                                                   pendudukan Jepang, Chuo Sangi-in mengadakan sidangnya, yaitu
                                                   Sidang Kedelapan. Ketika itu, perang telah semakin dekat ke Pulau
                                                   Jawa, sementara Morotai dan Tarakan pada saat itu sudah berada di
                                                   tangan Sekutu. Serangan bom, terutama di Kalimantan dan Sulawesi,
                                                   telah bertambah gencar. Pertanyaan yang diajukan oleh Saiko Shikikan
                                                   pada sidang adalah “bagaimana cara dan jalan untuk melaksanakan
                                                   usaha membangkitkan segenap penduduk agar bersedia mengerahkan





                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   309
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd   309                                                          11/18/19   4:51 AM
   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316