Page 307 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 307
Chuo S angi-In 1942 – 1945
Pada sidang hari keempat, tanggal 24 Februari 1945, para anggota
mengajukan usul-usul. Seperti telah diketahui, sejak pemerintahan
pendudukan Jepang memegang kekuasaan di Jawa, salah satu aturan
dalam bidang ekonomi adalah perbatasan keluar-masuknya barang-
barang dari satu daerah ke daerah lain. Hal ini menyebabkan timbulnya
perbedaan kemakmuran yang sangat menyolok di antara daerah
yang satu dengan daerah yang lain, oleh karena pertukaran barang-
barang kebutuhan sehari-hari tidak dapat dilakukan dengan bebas.
Sehubungan dengan itu, Sudirman, Rooslan, Sofwan, dan Kusumo
Utoyo mengajukan usul agar dilakukan pertimbangan perubahan dalam
... Hatta atas nama peraturan mengenai peredaran barang-barang kebutuhan sehari-hari,
Buntaran, Sofwan, atau setidaknya diusahakan agar kelebihan hasil dari satu daerah dapat
dan Rooslan dikirim ke daerah lain yang membutuhkan. Untuk membahas usul ini,
mengusulkan dibentuk Panitia Istimewa, yang setelah mengadakan perundingannya
memutuskan dengan suara bulat, sebagai berikut:
“perbaikan keadaan 1. Pembatasan barang-barang, terutama barang kebutuhan
romusha” yang sehari-hari, hendaknya diperlonggar dengan tidak
dalam praktiknya mengurangi kepentingan pemerintah; dan
telah banyak terjadi 2. Hendaknya pemerintah mendatangkan barang-barang
tersebut dari daerah yang kelebihan ke daerah yang
kesalahan. kekurangan.
Usul lainnya merupakan usul gabungan yang diusulkan oleh Dr.
Rajiman atas nama Sunarko, Sofwan, dan Dr. Rajiman sendiri, yaitu
“agar latihan keprajuritan untuk rakyat diperhebat”. Usul ini kemudian
dirundingkan dalam Panitia Istimewa yang diketuai oleh Wiwoho, yang
kemudian memutuskan sebagai berikut:
1. Agar di seluruh Jawa dan Madura, di samping memperkuat
barisan tentara seperti Peta dan Heiho, rakyat hendaknya
juga dilatih dengan teratur tentang ilmu perang dengan
menggunakan senjata, agar siap tempur setiap saat, terutama
pada barisan-barisan yang sudah teratur dalam gabungan
Seinendan, Keibodan, Suishintai, Gakutotai (Barisan Pelajar),
dan lain-lain;
2. Meminta pertimbangan pemerintah agar para pemuda
Indonesia diberi kesempatan untuk dilatih dalam angkatan
udara;
3. Agar rakyat umum diperkenankan mempelajari ilmu
kebatinan (kekuatan gaib) untuk memperkuat usaha perang;
dan
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 305
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 305 11/18/19 4:51 AM