Page 303 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 303

Chuo S angi-In 1942 – 1945



                                                   pada akhirnya mereka mulai memperlunak pegangannya terhadap
                                                   kehidupan politik Indonesia. Sebagai contoh, keadaan dalam sidang
                                                   Chuo Sangi-in yang ketujuh, yang berlangsung pada bulan Februari
                                                   1945. Dalam sidang ini, terbukti bahwa pengawasan pemerintah
                                                   pendudukan mulai melunak, tidak seketat sebelumnya, sehingga para
                                                   anggota mulai melontarkan kritik-kritik pada pemerintah.
                                                         Pada tanggal 10 Februari 1945, dikeluarkan Maklumat Saiko
                                                   Shikikan Nomor 1 tentang Panggilan Sidang VII Chuo Sangi-
                                                   in. Pertanyaan yang diajukan ialah “Bagaimana melaksanakan
                                                   pembaharuan penghidupan rakyat dengan cepat dan tepat”. Alasan
                        Dalam hal ini              yang diberikan sehubungan dengan pertanyaan ini adalah mengingat

                    ada dua macam                  pentingnya usaha untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, sehingga
                   kebebasan, yaitu                sudah sewajarnya bila rakyat memperdalam kesadaran bahwa mereka

                     kebebasan dari                sedang turut berperang dan harus secepatnya menciptakan cara dan
                    luar yang berarti              jalan yang tepat untuk segala sesuatu dalam penghidupan rakyat yang
                                                   dipusatkan untuk tenaga perang, bagi tercapainya kemenangan akhir
                     kebebasan dari                dan kemerdekaan Indonesia.
                   musuh (Amerika,                       Dari alasan tersebut di atas, nampaknya bantuan perang

                          Inggris, dan             tetap ditekankan sebagai komponen yang utama di bahas dalam
                       Belanda), dan               persidangan, sementara janji kemerdekaan Indonesia hanyalah sebagai
                                                   alat pendorong rakyat Indonesia agar mau berjuang melawan musuh
                     kebebasan dari                Jepang, yaitu Sekutu. Dengan kata lain, jika Jepang menang, barulah
                                 dalam.            Indonesia merdeka. Tetapi, hal ini bisa juga tidak terjadi, yaitu bila
                                                   Jepang menang kemungkinan Indonesia tidak akan dibebaskan dari
                                                   kekuasaannya, sebab pada dasarnya janji kemerdekaan Indonesia itu
                                                   diberikan karena keadaan Jepang yang terjepit.
                                                         Sehari sebelum sidang diadakan, pada tanggal 20 Februari 1945,
                                                   seluruh anggota Chuo Sangi-in lengkap menghadap Saiko Shikikan di
                                                   Istana. Ketua melaporkan pengangkatan anggota baru yang ditunjuk
                                                   dari Besuki Shu, yaitu Asmo Asmodisastro yang menggantikan Mr.
                                                   Budhyarto Martoatmojo, sementara Sudirman dari Surabaya Shu
                                                   menggantikan Mr. Iskaq Cokrohadisuryo.
                                                         Pada tanggal 21 Februari 1945, Sidang Ketujuh Chuo Sangi-in
                                                   dibuka. Seperti biasanya, Somubucho memberikan penjelasan tentang
                                                   pertanyaan Saiko Shikikan. Somubucho menyampaikan bahwa maksud
                                                   dari penghidupan baru adalah “bagaimana cara untuk memperbaharui
                                                   penghidupan lahir dan batin, sehingga sesuai dengan panggilan zaman”.
                                                   Dalam hal ini, ia juga menerangkan mengenai arti kemerdekaan.
                                                   Dikatakannya bahwa kemerdekaan adalah kebebasan.





                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   301
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd   301                                                          11/18/19   4:51 AM
   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308