Page 63 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 63

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN





                    13.   Cipto Mangunkusumo, Van Hinloopen   Pemberian hak angket           Belum dibahas dalam sidang
                          Labberton, Sastrowijono, Thayeb, Teeuwen,                          terbuka
                          Cramer, Waworuntu, Rivai, dan Kamil
                    14.   Rivai, dkk.                  Pemberian cuti kepada anggota Volksraad yang tinggal   Ditarik
                                                       di Batavia serta para pegawai Volksraad berdasarkan
                                                       Staatsblad 1918 No. 194
                    15.   Alatas, dkk.                 Perlakuan yang sama bagi semua orang Timur Asing dalam   Diterima
                                                       urusan keimigrasian
                    16.   Jayadiningrat, Cipto Mangunkusumo,   Pemisahan antara gereja dan negara  Belum dibahas dalam sidang
                          Waworuntu, Rivai, Dwijosewoyo, Utoyo,                              terbuka
                          Atmodirono, Rajiman, Prangwadono, dan
                          Mohamad Thayeb
                    17.   M. Ng. Dwijosewoyo, Kamil, Schumann, dan   Perbaikan posisi pengajar Bumiputra   Diterima
                          Rivai

                                                         Terkait dengan salah satu mosi yang diajukan, yaitu mosi
                                                   pemisahan antara gereja dan negara, dalam memoarnya, R.A.A.
                                                   Jayadiningrat menuliskan bahwa ia merasa karirnya di Volksraad akan
                                                   “habis” di mata para anggota Volksraad dari kalangan Eropa. Apalagi
                                                   pada kesempatan sebelumnya, pidato yang ia sampaikan seolah-olah
                                                   bernada anti-Eropa. Hal itu menimbulkan kecurigaan dari beberapa
                                                   golongan Eropa. Sejak saat itu prasangka buruk terhadap dirinya
                                                   selalu ada, baik secara lisan maupun tulisan. Kritik mereka tidak hanya
                                                   ditujukan kepada arah politik, tetapi juga kepada diri Jayadiningrat
                                                   secara pribadi dan pekerjaannya. 118
                                                         Volksraad juga menerima surat-surat permohonan mengenai
                                                   berbagai permasalahan masyarakat. Berdasarkan laporan dari Komisi
                                                   Verzoekschriften (Surat-surat Permohonan) dengan anggota Abdul
                                                   Muis, K.A.R. Bosscha, dan Raden Kamil, serta anggota pengganti
                                                   R.M.T.A. Kusumo Utoyo dan W.A.C. Whitlau, ada 87 surat dengan
                                                   berbagai pokok masalah. Catatan mengenai permasalahan dari
                                                   surat permohonan yang masuk, seperti catatan mosi, disusun
                                                   berdasarkan urutan abjad dari A hingga Z dalam bahasa Belanda
                                                   misalnya di bawah abjad A untuk Artesisch water (air tanah); B untuk
                                                   Ballingschap  (pengasingan),  Belasting (pajak), dan  Burgemeester
                                                   (walikota); C untuk Chineezen (orang Tionghoa); D untuk Duurtoeslag
                                                   (biaya tambahan), F untuk Familiegraven (pemakaman keluarga); G
                                                   untuk Gratie (grasi), Gronden (lahan tanah), dan Grondhuren (sewa
                                                   tanah); H untuk Heerendiensten (kerja wajib), Hondenbelasting (pajak
                                                   anjing), dan Huishuurtoelage (biaya tambahan sewa rumah); I untuk


                                                   118  P.A. Achmad Djajadingrat, 1996, Memoar Pangeran Aria Achmad Djajadingrat (Jakarta: PT. Dian
                                                      Rakyat), hlm. 366




                                       dpr.go.id   58





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 02A CETAK.indd   58                                                               11/18/19   4:48 AM
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68