Page 61 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN EDISI KE-2
P. 61

KIPRAH TAHUN KEDUA WAKIL KETUA DPR/KORINBANG DR. (H.C.) RACHMAT GOBEL

                    negeri pada lelang yang diadakan Kementerian dan BUMN, dalam praktiknya
                    belum berjalan efektif.
                       Melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 2/M-Ind/Per/2014
                    misalnya,  disebutkan  bahwa  untuk  produk  dalam negeri yang telah
                    memenuhi  Tingkat Kandungan  Dalam Negeri (TKDN) minimal  25% harus
                    mendapat preferensi harga dalam pengadaan barang oleh pemerintah dan
                    BUMN.  Bahkan  untuk  produk  dengan  TKDN 40%, pemerintah  dan  BUMN
                    diwajib menggunakannya.
                       Namun  dalam  praktiknya,  aturan tersebut tidak  berjalan  sebagaimana
                    seharusnya. Masih banyak keluhan pelaku dan asosiasi industri manufaktur
                    karena kesulitan memenangkan lelang pengadaan barang oleh pemerintah
                    ataupun BUMN. Pasalnya, pelaksana lelang
                    cenderung memenangkan produk impor.
                       “Ini sangat  disayangkan, karena setiap
                    tahun alokasi dana APBN untuk pengadaan
                    barang ini sangat besar. Tahun  2021 saja               Pengawasan
                    misalnya, alokasi dana untuk pengadaan                      terhadap
                    barang dan jasa pemerintah mencapai             pelaksanaan TKDN
                    lebih  dari Rp 600 triliun, belum  termasuk
                    pengadaan BUMN. Ini seharusnya bisa                 menjadi sangat
                    menjadi  captive market produk dalam          penting dan krusial.
                    negeri, tapi  pada praktiknya masih  jauh,”
                    kata Rachmat Gobel.
                       Pengawasan  terhadap  pelaksanaan  TKDN  menjadi  sangat  penting  dan
                    krusial.  Berdasarkan  data  dilapangan,  meskipun  sudah  memenuhi  TKDN
                    25% bahkan lebih, berbagai “permainan” telah menyebabkan produk dalam
                    negeri tidak  bisa  memanfaatkan  fasilitas preferensi harga  yang  sediakan
                    pemerintah.
                       Banyak pengusaha dan asosiasi industri mengeluhkan praktik kurang
                    sehat dalam lelang pengadaan di instansi pemerintah maupun BUMN. Mereka
                    sering dikalahkan oleh berbagai hal yang kurang masuk akal.  Dari informasi
                    yang ia dapat dari  asosiasi  industri,  menurut  Rachmat Gobel, seringkali
                    terjadi pemenang  sudah ditetapkan sebelum lelang diselenggarakan atau
                    dikenal sebagai praktik ijon.
                       “Praktik semacam  itu  tidak  boleh  terjadi  lagi,  seharusnya  instansi
                    pemerintah dan BUMN menjadi  pionir dalam penggunaan produk dalam
                    negeri. Saya minta kepada pemerintah agar melakukan gebrakan dalam
                    pengawasan pelaksanaan TKDN ini,” katanya. (*)




                                                       43
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66