Page 81 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN EDISI KE-2
P. 81

KIPRAH TAHUN KEDUA WAKIL KETUA DPR/KORINBANG DR. (H.C.) RACHMAT GOBEL

                    diantaranya Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT).
                    Aspirasi dan desakan dari publik  ini dilandaskan keinginan memberikan
                    perlindungan  hukum  bagi  PRT  dari  kekerasan  fisik,  psikis,  dan  ekonomi.
                    Ketiga hal ini merupakan kasus yang sering mereka alami, setidaknya tahun
                    2015 hingga 2019 terdapat 2.148 kasus kekerasan terhadap PRT.
                       Mandegnya pembahasan selama ini tidak terlepas dari dinamika politik
                    serta banyaknya distorsi konsep. Tidak bisa di pungkiri, ada sejumlah  fraksi
                    seperti Fraksi Golkar dan Fraksi PDI P yang berpandangan, RUU ini tidak
                    fleksibel. Banyak pasal RUU ini yang membebani pemberi kerja serta kurang
                    sesuai dengan budaya Indonesia.
                       Dalam pusaran desakan publik dan dinamika yang ada di DPR RI, sebagai
                    Wakil Pimpinan DPR RI/Korinbang Rachmat Gobel telah menyatakan, demi
                    kepastian hukum dari 5 juta PRT, ia akan terus mengawal serta mendorong
                    anggota Fraksi Partai NasDem mengandeng seluruh fraksi untuk  segera
                    melanjutkan pembahasan RUU ini.
                       Rachmat Gobel menegaskan, RUU  ini  mengatur  hal    prinsip  yang
                    berkesesuaian dengan budaya bangsa. Dalan konteks relasi kerja misalnya,
                    menurut Rachmat Gobel, hubungan antara PRT dengan pemberi kerja serta
                    jasa penyalur atau penyedia pekerja rumah tangga haruslah dibangun
                    berdasarkan azas pro Justitia agar memberi perlindungan hukum dan rasa
                    adil terhadap semua pihak.
                       Kemudian dalam sudut pandang kultural, Rachmat Gobel berpendapat,
                    RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga merupakan Rancangan Undang-
                    Undang yang sosio-kultural (mengedepankan kesepakatan keduabelah pihak
                    berdasarkan kemanusiaan. Oleh karena itu ia menegaskan, jalan panjang
                    dan terjal dalam menggoalkan RUU Perlindungan PRT harus diakhiri
                    sehingga bisa disahkan menjadi undang undang.

                    RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual
                       RUU Penghapusan Kekerasan Seksual masuk dalam daftar list Prolegnas
                    Prioritas tahun 2021 nomor 16 yang saat ini masih dalam tahap penyusunan.
                    RUU ini telah diusulkan sejak periode 2014-2019.  Dalam perjalanannya
                    mengalami banyak dinamika, diantaranya pernah dikeluarkan dari daftar
                    list Prolegnas Prioritas pada  2020. Namun dengan perjuangan serius dari
                    Fraksi Partai NasDem, RUU ini kembali masuk Prolegnas  Prioritas  tahun
                    2021.
                       Dalam pembahasan penyusunan di Baleg, setidaknya terdapat tiga
                    poin penting dari  RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yakni; (1)  adanya
                    kekosongan  payung hukum  untuk masalah kekerasan seksual; (2)  aparat


                                                       63
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86