Page 44 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 44

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  Partai Rakyat Indonesia Merdeka (PRIM), Partai Rakyat Indonesia (PRI)
                                                  dan Partai Rakyat daerah (PRD).
                                                       Peraturan Tata Tertib DPR setelah Dekrit Presiden 1959
                                                  mengatur fraksi-fraksi ini secara khusus dalam pasal-pasal 151 hingga
                                                  154. Disebutkan di tata tertib tersebut bahwa anggota-anggota DPR
                                                  yang separtai/segolongan atau bersamaan tujuan asas politiknya
                                                  dapat menggabungkan diri dalam suatu fraksi di DPR (pasal 151 ayat
                                                  2). Ringkasnya secara umum, yang dimaksud dengan fraksi adalah
                                                  gabungan anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat (pasal 151 ayat
                                                  1). Seorang anggota DPR tidak boleh masuk dalam lebih dari satu fraksi
                                                  (pasal 151 ayat 3). Bila fraksi telah terbentuk, pengurusnya segera
                                                  memberitahukan kepada DPR disertai susunan anggota dan program.
                                                  Demikian pula untuk setiap perubahan dalam susunan pengurus
                                                  dan anggota, fraksi juga harus memberitahukannya kepada Ketua
                                                  DPR (pasal 152 ayat 1 dan 2). Fraksi-fraksi ini dapat menyampaikan
                                                  berbagai pertimbangan kepada Ketua DPR mengenai semua hal yang
                                                  dianggap perlu atau dianggap perlu oleh Ketua DPR. Ketua DPR dapat
                                                  mengundang para ketua fraksi untuk mengadakan pertemuan bagi
                           Rancangan
                                                  keperluan tersebut (pasal 153 ayat 1 dan 2). Dalam melakukan tugasnya
                      Peraturan Tata              ini, ketua fraksi atau wakilnya mendapat bantuan dari Sekretaris DPR
                    Tertib DPR telah              (pasal 154).

                          dibicarakan                  Rancangan Peraturan Tata Tertib DPR telah dibicarakan dalam
                                                  rapat pleno DPR pada awal Oktober 1959 yang akhirnya disetujui
                 dalam rapat pleno
                                                  dengan suara bulat oleh anggota DPR. Rancangan tata tertib tersebut
                      DPR pada awal               sebelumnya telah mulai disusun sejak tanggal 28 Juli 1959, atau 5 hari
                        Oktober 1959              setelah anggota DPR setelah Dekrit Presiden 1959 dilantik pada tanggal

                       yang akhirnya              23 Juli 1959, melalui 26 kali rapat oleh Panitia Permusyawaratan. 55
                                                       Imron Rosyadi dari fraksi NU sebenarnya telah mengusulkan
                   disetujui dengan
                                                  agar DPR selambat-lambatnya pada minggu ketiga bulan September
                    suara bulat oleh              telah mengadakan rapat pleno untuk mengesahkan Peraturan Tata
                       anggota DPR.               Tertib baru DPR, berlainan dengan rencana bahwa DPR baru akan
                                                  bersidang pada tanggal 1 Oktober 1959.   Namun usul yang juga
                                                                                        56
                                                  ditandatangani oleh hampir seluruh fraksi, termasuk fraksi 4 partai
                                                  besar tersebut, ternyata tidak dapat direalisasikan. Dalam pertemuan
                                                  tanggal 8 Sptember 1959 disepakati kalau DPR tetap akan bersidang
                                                  sesuai waktu yang direncanakan, dengan agenda utama sidang
                                                  membicarakan peraturan tata tertib DPR. Pembicaraan mengenai hal


                                                  55   Ibid., hlm. 226
                                                  56   Abadi, 2 September 1959, hlm.1




                                     dpr.go.id   38
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49