Page 45 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 45

D ARI DPR HA SIL  PEMIL U 1955
                                                                                                      KE DPR -GR



                                                  lainnya akan dimusyawarahkan kemudian.
                                                                                         57
                                                       Tanggal 1 Oktober 1959, DPR akhirnya mulai mengadakan
                                                  sidang pleno pertamanya sejak DPR menyetujui bekerja terus dalam
                                                  kerangka UUD 1945 setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Setelah
                                                  dibicarakan oleh fraksi-fraksi dan disempurnakan, peraturan tata
                                                  tertib DPR pun disahkan pada tanggal 9 Oktober 1959.
                                                                                                    58
                                                       Akan tetapi, ketentuan-ketentuan dalam peraturan tata
                                                  tertib ini kemudian tidak sepenuhnya bisa diterapkan. Karena usia
                                                  DPR setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang singkat dan kuasa
                                                  Presiden Soekarno yang dominan, tidak sampai satu tahun kemudian
                                                  beberapa aturan yang dibuat menjadi hilang dalam Tata Tertib baru
                                                  DPR yang kembali disahkan. Salah satu di antaranya adalah peraturan
                                                  mengenai tata cara pemilihan pimpinan DPR. Aturan mengenai hal
                                                  ini tidak lagi dicantumkan dalam Peraturan Tata Tertib DPR-GR.
                                                  Akan tetapi, peluang intervensi presiden dalam pemilihan pimpinan
                                                  DPR justru dibuka.
                                                       Peraturan Tata Tertib DPR setelah Dekrit Presiden
                                                  menyebutkan bahwa Ketua dan tiga Wakil Ketua DPR dipilih
                                                  melalui rapat yang dihadiri minimal setengah dari jumlah anggota
                                                  DPR.  Rapat yang dipimpin oleh Ketua Sementara ini dilakukan
                                                      59
                                                  dengan terlebih dahulu mendaftarkan nama calon Ketua DPR yang
                                                  ditandatangani oleh sekurang-kurang sepuluh anggota DPR. Seorang
                                                  anggota tidak boleh mendaftarkan lebih dari satu calon. Dalam daftar
                                                  calon juga terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa anggota
                                                  yang dicalonkan menerima pencalonan tersebut. Ketua Sementara
                        Pemungutan                harus menerima nama-nama calon ketua selambat-lambatnya satu

                             suara lalu           jam sebelum rapat dimulai. Daftar calon yang dinilai oleh Ketua
                                                  Sementara telah memenuhi syarat, kemudian segera diperbanyak
                    dilakukan secara
                                                  untuk dibagikan kepada anggota DPR yang hadir dalam rapat.
                     rahasia dengan                    Pemungutan suara lalu dilakukan secara rahasia dengan

                     menghitamkan                 menghitamkan segi empat yang terdapat di muka nama-nama

                    segi empat yang               calon yang diurutkan secara alfabetis. Setiap anggota hanya berhak
                                                  memberikan satu suara, sehingga surat suara dengan segi empat
                   terdapat di muka
                                                  yang dihitamkan lebih dari satu, dianggap tidak sah. Demikian
                 nama-nama calon                  pula, surat suara yang diperuntukkan kepada seseorang yang tidak

                      yang diurutkan              termasuk daftar calon dianggap tidak sah. Bila surat suara yang

                     secara alfabetis.            57   Abadi, 9 September 1959, hlm. 1
                                                  58   Abadi, 10 Oktober 1959, hlm. 1
                                                  59   Tentang Peraturan Tata Tertib DPR setelah Dekrit Presiden, lihat Keputusan DPR nomor 8/
                                                    DPR. 45/59 tanggal 9 Oktober 1959, dalam Sekretariat Jenderal DPR RI, Himpunan Peraturan
                                                    Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, 1984, hlm.103-147




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   39
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50